Sekretaris PPP Bondowoso Teriakkan Ketidakadilan Pemimpin Terhadap PKL

oleh -38 Dilihat
oleh
Bener berisi tulisan penilakan dari PKL.

BONDOWOSO, PETISI.CO – Sekretaris Partai PPP yang kental disapa Gus Sep menyampaikan, pihaknya  bagian dari warga Bondowoso terkejut dengan fenomena yang terjadi saat ini.

Menurutnya,  kalau dulu di saat PKL masih bertebaran di jalan raya,  pihaknya sepakat dikumpulkan di alun alun, seperti saat ini.  Langkah pemerintah waktu itu memang tepat, karena langkah yang diambil dari aspek keamanan, ekonomi dan lain lain sangat mendukung, karena sangat berpihak kepada PKL.

“Namun yang terjadi saat ini saya pikir  malah sebaliknya, jadi mustahil pembangunan dilakukan tanpa pengorbanan, tapi yang membuat saya terkejut bahwa ternyata yang siap untuk dikorbankan adalah lingkungan hidup, bahkan rakyat,” ujarnya.

Selain persoalan hukum tata ruang yang harus ditegakkan, ada banyak hal  seharusnya dipertimbangkan. Sebab PKL tidaklah secerdas para pejabat dalam mencari rejeki.

“Jadi yang kuat jangan seenaknya, apalagi posisinya sebagai pelayan rakyat dan wakil rakyat ” tegas Gus Sep.

Sekretaris Partai PPP yang kental disapa Gus Sep

Gus Sep menambahkan,  “Dengan berlindung pada aturan atau undang undang dan lain lain, para pejabat bisa saja seenaknya mengusir PKL dari lokasi lama atau halusnya direlokasi, jadi jika  pejabat pejabat tersebut tidak  memakai sedikit hati nurani, maka habislah nasib PKL yang tidak bisa berbuat apa apa, yang mereka bisa hanya  bersuara,” terangnya.

Lanjut Gus Sep, kemauan dan kemampuan seorang pemimpin atau pejabat dalam mendengar suara atau kritikan rakyat, merupakan cermin dari pemimpin sejati yang selalu didambakan kehadirannya oleh rakyat.

Pemimpin yang tidak miskin komitmen, pemimpin yang tidak suka pencitraan,  pemimpin yang lebih mengedepankan etika dan moral dalam menjalankan tugas kepemimpinannya, pemimpin seperti inilah yang sejatinya akan mensejaterakan daerah yang ia pimpin.

Harus dicatat, bahwa pemimpin jangan menyelundupkan ke dua nilai tersebut ke dalam keranjang sampah kesewenang-wenangan.  “Tolong dengarkan suara PKL.”

Seorang pemimpin tidak akan pernah belajar apa-apa jika pemimpin tersebut terus bicara, ungkapan ini sangat penting terlebih ketika para pemimpin atau pejabat di daerah kita ini masih alergi terhadap suara atau kritikan rakyat.

“Mungkin saja buat para pejabat kita, suara rakyat hanya dianggap suara seperti uang recehan,” kritiknya.(cip)