Seniman, Budayawan dan Masyarakat Jogja Titipkan Indonesia di Pundak Ganjar

oleh -117 Dilihat
oleh
Ganjar menyalami para pendukungnya ketika kampanye di Alun-Alun Wates Yogyakarta

YOGJAKARTA, PETISI.CO – Alun-Alun Wates Yogyakarta membara. Puluhan ribu masyarakat hadir di sana, Minggu (28/1/2024). Mereka tampak antusias datangan ke acara bertajuk Hajatan Rakyat yang dihadiri calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo.

Sejak pagi hari, mereka sudah memadati lokasi itu. Warga rela menantikan Ganjar hingga berjam-jam karena panggung penuh dengan hiburan. Penampilan grup band Slank membuat warga betah bertahan.

Ketika Ganjar tiba, suasana langsung meriah. Teriakan Ganjar Presiden langsung menggema. Warga langsung histeris dan menyambut Ganjar dengan mengacungkan jari tiga. “Ganjar Presiden. Ganjar wonge dewe,” teriak mereka kompak.

Ganjar langsung menyapa puluhan ribu warga yang ada di sana. Ia langusung membakar semangat para simpatisan dan pendukungnya itu dengan program-program andalannya. “Bapak ibu, milih makan siang gratis atau pendidikan gratis?,” tanya Ganjar.

Warga kompak menjawab lebih memilih pendidikan gratis. Seorang warga bernama Lily mengatakan bahwa pendidikan gratis lebih penting untuk masa depan anak daripada makan siang gratis. “Pilih pendidikan gratis Pak, karena pendidikan lebih penting untuk masa depan anak kita,” jelasnya.

Sejumlah warga kemudian diminta naik ke atas panggung. Selain warga, ada seniman dan budayawan Jogja yang juga naik ke atas panggung. Terlihat budayawan Butet Kertaradjasa juga ada di sana. Mereka kompak menuliskan harapan di pundak Ganjar.

“Utamakan pendidikan gratis sampai kuliah, Pak. Pekerjaan untuk anak muda dipermudah,” tulis mereka.

Sementara Butet menuliskan kalimat singkat. Di pundak Ganjar, ia menitipkan Ganjar agar melakukan Revolusi Cinta. “Di pundak saya sudah ditulis harapan-harapan panjenengan. Sebagian besar titip soal pendidikan. Maka ke depan perbaikan kualitas pendidikan menjadi prioritas,” ucap Ganjar.

Sekolah gratis sampai anak berusia 12 tahun harus terwujud. Khusus yang miskin, Ganjar membuat program khusus yakni pendidikan vokasi SMK Gratis lulus langsung kerja.

“Kita lanjutkan lagi dengan program satu keluarga miskin satu sarjana. Maka dengan program pendidikan itu, anak-anak dari keluarga tidak mampu bisa mengubah nasib keluarganya,” pungkasnya disambut tepuk tangan histeris puluhan ribu warga.

Masih di Yogjakarta, Ganjar menghadiri acara ‘Gelar Tikar Ganjar’. Berbeda dengan kebiasaan Ganjar nongkrong dengan anak muda, konsep ‘Gelar Tikar Ganjar’ dibuat lebih serius dan tematik pada beberapa isu. Acara yang digelar Minggu malam di Gedung Sidomukti ini, dihadiri sejumlah pakar, pengamat dan ratusan mahasiswa.

Suasana gayeng tersaji dalam acara ‘Gelar Tikar Ganjar’ itu. Ratusan anak muda begitu antusias ngobrol dengan Ganjar dan membahas sejumlah isu. Mulai pendidikan, pinjaman online, lapangan pekerjaan, gaji guru honorer dan sejumlah isu penting lainnya.

Dalam kesempatan itu, sejumlah pakar dan aktivis dihadirkan sebagai panelis yang menguji program kerja Ganjar dalam memimpin negeri ini. Selain tentu saja, ratusan mahasiswa dan anak muda yang bisa menyampaikan semua keluh kesahnya.

Kalis Mardiasih misalnya, aktivis perempuan asal Blora ini begitu semangat berdiskusi dengan Ganjar terkait isu perempuan dan anak. Ia sepakat dengan Ganjar bahwa isu pendidikan adalah kunci menyelesaikan kemiskinan.

“Saya sepakat dengan pak Ganjar yang konsen pada pendidikan. Karena terbukti, bahwa pendidikan bisa menyelesaikan persoalan kemiskinan. Saya mengapresiasi program satu keluarga miskin satu sarjana yang bapak canangkan,” tuturnya.

Namun masih banyak hal di sektor pendidikan yang harus diselesaikan, khususnya menyangkut perempuan. Ia menyebut, pendidikan di Indonesia masih abai pada persoalan perempuan. Banyak sekolah yang tidak memiliki akses khusus untuk perempuan, misalnya toilet dan sebagainya.

“Satu dari dua toilet di sekolah Indonesia itu belum dipisah antara laki-laki dan perempuan. Dan ada hampir 300.000 sekolah di Indonesia belum punya akses air bersih dan sanitasi higienis. Padahal perempuan itu harus berhadapan dengan kodratnya yakni menstruasi,” ucapnya.

Kalis juga menyoroti banyaknya siswa perempuan yang dikeluarkan dari sekolah akibat hamil di luar nikah. Padahal sebenarnya, mereka adalah korban kekerasan seksual, dan harus menghapus masa depan karena dikeluarkan.

“Belum lagi banyak kasus kekerasan seksual yang dialami perempuan di mana pelakunya adalah guru dan tenaga pendidikan. Jadi kalau bapak ingin memperbaiki pendidikan, tolong hal semacam ini diperhatikan,” tuturnya.

Mendengar itu, Ganjar tersenyum dan bertepuk tangan. Ia langsung melamar Kalis menjadi tim suksesnya yang dapat berjuang bersama menyuarakan isu perempuan. “Mbak Kalis ini luar biasa, tegas, cerdas dan pakai data. Saya lamar mbak Kalis jadi timses saya,” ucapnya.

Ganjar membenarkan bahwa isu perempuan dan anak masih menjadi problem serius yang harus segera diperbaiki. Banyak kasus yang dialami perempuan dan anak yang belum terselesaikan dengan baik.

“Apa yang diceritakan Mbak Kalis terjadi di banyak tempat. Dan kenapa saya lamar beliau, agar apa yang beliau perjuangkan tentang kesetaraan gender itu betul-betul bisa diwujudkan,” pungkasnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.