Sensor Gerak Amankan Sawah dari Serangan Babi

oleh -294 Dilihat
oleh
Pemasangan sensor gerak

PROBOLINGGO, PETISI.COKelompok tani di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo kini menggunakan sensor gerak untuk mengusir hama babi. Lahan sawah petani di Desa Binor yang berbatasan dengan Kabupaten Situbondo, kerap dirusak karena dilintasi puluhan ekor babi. Sehingga  lahan padi dan jagung mereka sering mengalami kerusakan hingga gagal panen.

Dana (30), petani wanita warga setempat,  warga menyebut hama babi kerap merusak lahan padi dan jagung miliknya dan para petani lainnya. Luas lahan yang rusak lumayan bisa sampai seperempat hektar gara-gara dilintasi babi liar yang banyak datang dari perbukitan dan hutan tetangga sebelah.

“Hama babi liar mengkhawatirkan kami selama ini, karena merusak tanaman pertanian. Dengan adanya sensor gerak ini sangat membantu untuk mengusir hama babi,” kata Dana, Rabu (1/11).

Sensor gerak pengusir hama babi itu baru digunakan seminggu yang lalu dan efektif mengusir babi. Cara kerjanya, saat babi berjarak sekitar 10 meter, saat melintasi garis sensor, maka melalui sensor gerak akan mengirim sinyal ke sirine dan mengeluarkan suara berupa anjing menggonggong. Dari suara tersebut babi pun tidak jadi atau urung melintasi sawah atau lahan pertanian warga.

“Sensor gerak itu berasal dari PLN Nusantara Power UP Paiton,” ujar Dana.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, Mahbub Zubaidi mengapresiasi inovasi sensor gerak pengusir hama babi tersebut. Menurutnya inovasi ini yang pertama di Kabupaten Probolinggo.

“Sebelumnya inovasi itu tidak ada di Kabupaten Probolinggo. Bagus, ada inovasi dalam memproteksi tanaman, coba bisa dimodifikasi untuk mengusir hama tikus, akan membantu petani kita,” jelas Mahbub.

Asisten Manajer Umum, Sipil dan CSR Nusantara Power Wiji Dwi Purbaya mengatakan,  berkaitan dengan permasalahan hama babi hutan yang menyerang lahan petani, pihaknya bersama dengan komunitas Perisai dan Kelompok Tani menginisiasi adanya inovasi alat pengusir hama babi hutan yang dipasang di area persawahan Desa Binor sebanyak 2 titik.

Alat ini dipasang di pintu masuk yang menjadi jalur babi dari hutan menuju lahan pertanian, sehingga penerapan alat ini setidaknya dapat menjangkau 4,5 hektar lahan yang dimiliki 9 orang petani yang paling terdampak dan dirugikan dari serangan babi hutan.

“Dengan menggunakan sensor gerak, setiap gerakan yang ditangkap oleh sensor akan diterima dan memunculkan bunyi gonggongan anjing melalui speaker aktif, sebagaimana gonggongan anjing merupakan hal yang paling ditakuti oleh babi hutan,” ujar Wiji.

Sistem kerja dari alat ini menggunakan tenaga surya sehingga lebih ramah lingkungan dan tidak membebani kelompok tani dari sisi operasional sebagai penanggungjawab dan pengelola alat.

Dengan penerapan inovasi ini akan membantu petani untuk memeroleh hasil panen secara lebih optimal. (reb)