Sensus Sampah Plastik Mangrove Wonorejo, BRUIN: Sampah Unbrand dan Wings Paling Banyak Ditemukan

oleh -407 Dilihat
oleh
BRUIN bekerja sama dengan Komunitas Trash Control Community melakukan sensus sampah plastik di kawasan ekowisata mangrove dan Pantai Wonorejo

SURABAYA, PETISI.CO – Hari ini, sekitar 13 anggota dari komunitas BRUIN (Badan Riset Urusan Sungai Nusantara), bekerja sama dengan Komunitas Trash Control Community, melakukan Sensus Sampah Plastik di Kawasan Ekowisata Mangrove dan Pantai Wonorejo, Surabaya. Kegiatan Sensus Sampah Plastik ini merupakan bagian dari upaya terus-menerus komunitas BRUIN dalam melakukan Brand Audit sejak tahun 2022.

“BRUIN berkomitmen untuk terus melakukan Brand Audit dengan menyasar tempat-tempat di seluruh Indonesia yang memiliki masalah sampah. Brand Audit atau Sensus Sampah Plastik telah kami lakukan sejak tahun 2022 dan akan berlanjut hingga akhir tahun 2023, dengan total lebih dari 30 lokasi yang telah kita audit,” ungkap Muhammad Kholid Basyaiban, S.H., selaku koordinator program dan litigasi BRUIN.

Kholid menjelaskan, tujuan utama mereka adalah meminta pertanggungjawaban EPR (Extended Producer Responsibility) kepada produsen yang menyebabkan sampahnya menyebar di lingkungan. Dalam hal ini, produsen diharapkan untuk mengambil langkah-langkah pengurangan dan redesain kemasan yang lebih ramah lingkungan, sesuai dengan peraturan pengelolaan sampah dan rencana pengurangan sampah.

“Pada akhir tahun 2023, BRUIN berencana untuk menyampaikan hasil Brand Audit kami dalam sebuah seminar yang akan mengundang jurnalis, mahasiswa, aktivis, dan media untuk membahas dampak sampah dari berbagai produsen di Indonesia, termasuk dalam lingkungan perairan,” ujarnya.

Kegiatan Sensus Sampah Plastik di Kawasan Mangrove dimulai dengan menyusuri muara Sungai Surabaya menggunakan perahu wisata mangrove sambil melakukan Brand Audit dengan metode penangkapan sampah plastik di badan air.

Selanjutnya, mereka melakukan pencatatan manual (Drafting) dan menggunakan metode deteksi kode batang (Barcode Scanning) dengan perangkat pembaca kode batang yang terhubung ke komputer/laptop.

Sementara itu, Alaika Rahmatulloh yang merupakan koordinator riset BRUIN menjelaskan bahwa pihaknya saat ini,sedang mengembangkan Brand Audit dengan menggunakan metode Barcode Scanning dan memiliki lebih dari 10.000 data berisi sampah plastik yang terkait dengan produsen FMCG di Indonesia, seperti sampah plastik unbranded, kemasan sachet single layer, maupun multilayer.

“Data tersebut kami kumpulkan selama lebih dari satu tahun dari kegiatan Brand Audit sebelumnya. Data ini akan menjadi panduan dalam melakukan Brand Audit dengan metode Barcode Scanning, yang tidak hanya lebih akurat, tetapi juga lebih cepat dan efisien,” kata Alaika.

Dari kegiatan Brand Audit dan Sensus Sampah Plastik di Kawasan Wisata Mangrove Wonorejo Surabaya, didapatkan hasil bahwa 5 produsen plastik paling berkontribusi dalam pencemaran lingkungan.

Peringkat pertama dipegang oleh sampah plastik tanpa merek (unbranded), diikuti oleh produsen Wings Food, Unilever, PT Santos Jaya Abadi, dan Indofood. Jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan mencapai lebih dari 550 buah dari transek berukuran 2×2 meter.

Pendiri Trash Control Community Uinsa Surabaya dan juga Duta Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Ziadatur Risqiyah menyatakan harapannya agar pemerintah dan masyarakat bekerja sama dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

“Melalui kegiatan Brand Audit ini, diharapkan masyarakat, pemerintah, dan produsen sampah dapat lebih sadar akan tanggung jawab mereka terhadap lingkungan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Masyarakat juga harus lebih sadar untuk tidak membuang sampah ke sungai, yang berpotensi menjadi mikroplastik yang merusak ekosistem dan biota air,” paparnya. (dvd)

No More Posts Available.

No more pages to load.