“Si Mbois” Terpilih Menjadi Maskot Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota 2024 Surabaya

oleh -119 Dilihat
oleh
Pengumuman pemenang lomba cipta Maskot, Mars, dan Jingle Pilwali kota Surabaya 2024

SURABAYA, PETISI.CO – KPU Kota Surabaya Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia (SDM), menggelar event pengumuman  pemenang lomba cipta Maskot, Mars, dan Jingle Pilwali kota Surabaya 2024, Selasa (12/6/2024).

Subaeri Komisioner KPU Kota Surabaya telah menetapkan, untuk Maskot “Si Mbois” karya Dedy Ranggameda terpilih sebagai maskot resmi. Kemudian pemenang pertama lomba MARS adalah Leonardo Agus Wahyudi M, dengan judul Berani memilih untuk Surabaya. Sedangkan pemenang pertama jingle adalah Andre Natalis Putranto.

Khusus untuk Si Mbois sendiri adalah akronim dari “Siap Memilih dan Berdemokrasi untuk Surabaya”, dengan harapan pelaksanaan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya 2024 berjalan demokratis, lancar, dan sukses.

Maskot ini mengambil bentuk karakter buaya, hewan ikonik yang erat kaitannya dengan Kota Surabaya. Si Mbois digambarkan sebagai sosok penuh semangat, cerdas, ramah, dan bijaksana.

Tampil dengan gaya milenial namun tetap menjunjung tinggi budaya dan kearifan lokal, Si Mbois mengenakan atasan lengan panjang casual berwarna orange, warna khas KPU.

Penampilannya semakin cerdas dengan kacamata dan estetik dengan kombinasi udeng/blangkon khas Surabaya serta balutan jarik bercorak batik semanggi.

Secara keseluruhan, Si Mbois mencerminkan karakter warga Surabaya sebagai warga kota metropolitan yang cerdas, peduli, dan bijak dalam menentukan calon pemimpinnya di Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya 2024.

Untuk hadiah dan penghargaan, KPU Surabaya sudah menyiapkan total 42 juta, baik untuk pemenang lomba Maskot, Jingle maupun Mars Pilkada Surabaya.

Di kesempatan yang sama, Komisioner KPU Surabaya Divisi Teknis Penyelenggaraan, Suprayitno menargetkan angka partisipasi masyarakat sebesar 75 persen, setara dengan target nasional.

“Target partisipasi pemilih juga mencakup para pemilih pemula. Karenanya, sosialisasi terhadap kelompok ini gencar dilakukan,” ujar Nano.

Sementara narasumber Wahyu Kokang, dewan juri dari unsur seniman menyatakan bahwa dasar penetapan pemenang maskot didasarkan pada beberapa kriteria: keindahan visual, bersahabat, sederhana, originalitas, penggambaran buaya yang pas, serta busana khas Surabaya yang mewakili budaya setempat.

Narasumber lain, Maha Kalyana Mitta, dosen prodi musik UNESA menyatakan dalam penilaian Jingle dan Mars, harus mampu menunjukkan nilai luhur keagungan dan mulia dari objek yang mau diangkat, dan saat ini adalah instansi KPU Kota Surabaya

“Dari komposisi musiknya pun wajib ditunjukkan dengan ritme yang sesuai, yaitu meningkatkan semangat dari para pendengar,” ungkap Mitta. (joe)

No More Posts Available.

No more pages to load.