Siaga Korona, Liga 1 dan 2 Dihentikan

oleh -202 Dilihat
oleh

Semoga Sepakbola Indonesia Semakin Kuat

Oleh: Eko Yudiono*

Pandemik (penyebaran penyakit baru secara global) Covid-19, Korona membuat Liga 1 dan Liga 2 distop untuk sementara. PT Liga sebagai operator kompetisi dan PSSI sepakat bahwa Liga harus dihentikan. Keputusan bijak yang harus mendapatkan dukungan sepenuhnya.

Keputusan yang bisa dibilang masuk akal. Karena, virus Korona gampang menular jika tubuh seseorang dalam kondisi drop. Bayangkan jika Liga tetap digulirkan. Resiko penyebaran virus ini pasti akan meluas.

Kok bisa?

Ya bisa. Jika Liga tetap digulirkan, otomatis suporter akan berbondong-bondong ke stadion. Ribuan bahkan puluhan ribu orang akan berada dalam satu kawasan. Jika satu saja suporter di Stadion positif virus Korona, berapa yang akan tertulur.

Itu jika hanya satu suporter atau penonton. Jika dua, tiga atau lebih dari lima, maka bisa dibayangkan berapa banyak yang akan tertular. Apalagi jika stadion tidak menerapkan antisipasi atau aturan ketat. Semisal seluruh suporter yang datang harus menggunakan masker. Atau semua penonton di test dengan alat pengukur suhu. Jika itu tidak dilakukan, wah bisa gawat.

Karena itu, sementara menghentikan Liga 1 dan 2 adalah keputusan yang bijak. Jika konsentrasi massa berkurang di suatu tempat, maka resiko penularan virus Korona bisa ditekan. Efeknya memang PT Liga harus mengatur jadwal ulang untuk kompetisi.

Tapi saya rasa itu mudah. Toh PT Liga sudah terlatih dengan pekerjaan mereka. Mereka profesional kok. Saya yakin itu. Jika ada tim Liga 2 yang terimbas langsung Pandemik Korona salah satunya adalah Putra Sinar Giri (PSG). Tim promosi ini bahkan sudah tiba di tanah Papua untuk menantang Persewar Waropen.

Pertandingan rencananya akan dilangsungkan pada, Senin (16/3/2020). Namun, PT Liga dan PSSI mengumumkan untuk sementara Liga distop.

PSG rugi? Jelas. Coba hitung berapa juta rupiah untuk membeli tiket guna terbang ke Biak, tempat dilangsungkannya pertandingan. Belum lagi akomodasi lainnya seperti makan tim di perjalanan dan hotel tempat mereka menginap.

Putu Gede, pelatih PSG menyebut timnya rugi sak sembarange (rugi semuanya). Ya, apa yang dikatakan Putu Gede juga harus dipahami. Sebab, Putu dan jajaran tim pelatih sudah menyiapkan semuanya untuk melakoni laga perdana. Baik taktik, strategi dan kesiapan mental.

Tim PSG Bahkan sudah berlatih di lapangan Cendrawasih, Biak tempat akan dilangsungkannya pertandingan.(Photo :IG PSGGRESIK¬_CHANNEL)

Maklum, mereka adalah tim promosi Liga 2. Atmosfer kompetisi Liga 2 dan Liga 3 tempat mereka sebelumnya berkompetisi jelas beda. Liga 3 adalah liga amatir sedangkan Liga 2 sudah masuk Liga profesional.Tapi sekali lagi, Putu Gede dengan lapang dada menerima keputusan itu. Jika sudah menjadi keputusan Liga dan PSSI, mereka harus nurut.

Tidak seperti di Italia dan Inggris, pemain dan pelatih di kompetisi Liga 1 dan 2 tidak ada yang positif terpapar Korona. Tapi ibarat pepatah sedia payung sebelum hujan, PT Liga dan PSSI mengambil keputusan menghentikan Liga. Toh itu untuk kebaikan bersama.

Karena sudah menjadi Pandemik, maka seluruh kontestan Liga tidak ada yang protes. Semuanya sepakat bahwa Korona merupakan Pandemik dan menjadi ‘musuh’ bersama.

So, untuk pecinta sepakbola nasional, untuk sementara ditahan dulu keinginan untuk menyaksikan pertandingan secara langsung di stadion karena Korona sudah menyebar sedemikian luasnya.

Semoga sepakbola kita semakin kuat setelah Pandemik Korona berlalu. Aamiin.(#)

*)penulis adalah jurnalis petisi.co

No More Posts Available.

No more pages to load.