SMPN 1 Kedungwaru Tulungagung Jadikan Batik Ciprat Arsiduta Sebagai Icon Sekolah

oleh -124 Dilihat
oleh
Sekdisdikpora Tulungagung diikuti Kepala SMPN 1 Kedungwaru menandai dimulainya acara workshop batik ciprat

TULUNGAGUNG, PETISI.CO – Memperingati Hari Batik Nasional 2 Oktober 2021 serta mengangkat kearifan lokal daerah dalam hal kesenian batik, SMPN 1 Kedungwaru melaksanakan program pengembangan sekolah bidang kompetensi kewirausahaan dengan menggelar workshop pembuatan batik ciprat.

Dengan program tersebut, kedepan diharapkan mampu memunculkan produk dari sekolah sehingga menjadi icon dari kewirausahaan SMPN 1 Kedungwaru yakni dengan lebel batik ciprat Arsiduta (Arek-arek SMPN 1 Kedungwaru Tulungagung).

Acara workshop batik ciprat Arsiduta digelar di halaman sekolah dan dibuka oleh Plt Kepala Dinas Dikpora (Pendidikan Pemuda dan olahraga) Tulungagung yang diwakili oleh Sekretaris, Syaifudin Zuhri, Sabtu (2/10/2021) pagi.

Turut hadir Kabid Pembinaan SMP, Pengawas SMP, Kasi Kurikulum, Kepala SMPN 1 Kedungwaru beserta para guru, puluhan peserta, narasumber dari usaha mikro Aadelia Shibory Ecoprint dan lainnya.

Syaifudin Zuhri menyampaikan, pada momen hari batik nasional ini pihaknya (Disdikpora) memberikan apresiasi kepada SMPN 1 Kedungwaru yang telah menyelenggarakan kegiatan workshop pembuatan batik ciprat sehingga anak didik mengenal budaya Indonesia yakni batik.

Menurutnya, meskipun batik ciprat masih asing terdengar oleh khalayak ramai diharapkan setelah diadakan workshop ini kedepan nama batik ciprat lebih dikenal masyarakat luas.

“Dengan kegiatan ini semoga batik ciprat akan menggema di kabupaten Tulungagung seperti batik batik yang lain,” ujarnya di sambutan.

Selain itu, pihaknya juga berharap kedepan produk batik ciprat Arsiduta mampu berkembang maju serta terealisasi bisa berkelanjutan dan langgeng. Sehingga mampu memberikan nilai ekonomi yang kemudian mampu membantu keuangan lembaga sekolah.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Kedungwaru, Dr. Sri Wahyuni, M.Pd menerangkan, peserta dalam workshop pembuatan batik ciprat Arsiduta diikuti sebanyak 27 siswa kelas 7, 8, 9 dan guru. Masing-masing kelas diambil 9 anak yang notabene memiliki skil (kemampuan) bidang ketrampilan di ekstra kurikuler (eks kul) sekolah.

“Jumlah peserta ada 27 anak dari kelas 7, 8, dan 9. Jadi 27 peserta itu anak-anak yang punya skil ketrampilan di eks kul itu. Anak yang ikut workshop ini punya kemampuan melukis atau dasarnya memiliki jiwa seni lukis,” terangnya di sela acara.

Lanjutnya, dengan memilih pembuatan motif batik ciprat di workshop SMPN 1 Kedungwaru karena disesuaikan tingkat kemampuan siswa.

“Batik identik dengan malam (red-bahan untuk membatik). Kalau anak SMP harus disesuaikan tingkat kemampuannya. Nah batik ciprat ini dengan teknik sederhana sesuai kemampuan siswa,” sambungnya.

“Dan batik ciprat belum ada di tempat lain di Tulungagung ini, baru di SMP Kedungwaru 1 ini. Makanya, kami mencoba mengembangkan kearah kompetensi kewirausahaan,” timpalnya menambahkan.

Menurut Sri Wahyuni, dengan adanya workshop pembuatan batik ciprat yang mengarah kewirausahaan sekolah untuk membekali siswa menambah skil serta pengetahuan yang akan dikembangkan di lingkup sekolah, sehingga nantinya menjadikan batik motif ciprat sebagai icon SMPN 1 Kedungwaru.

“Dengan icon sekolah kami nanti, saya beri nama batik ciprat Arsiduta. Nah ini menjadikan icon SMPN 1 Kedungwaru. Sehingga bidang kompetensi kewirausahaan sekolah terwujud lewat batik ciprat Arsiduta,” tandasnya. (par)

No More Posts Available.

No more pages to load.