Sopir MPU Batu Songgoriti Keluhkan Jl Kartini

oleh -59 Dilihat
oleh
Jl kartini KWB tampak terlihat padat dari lapak PKL, sehingga jalur MPU Batu-Songgoriti mengeluh apabila sore hari saat akan melintas merasa kerepotan.

BATU, PETISI.CO – Ratusan sopir angkutan kota (angkot) Mobil Penumpang Umum (MPU), aliansi jalur Batu-Songgoriti, Kota Wisata Batu (KWB) mengeluh. Keluhan mereka ini disebabkan, oleh adanya lapak para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di Jl Kartini, Kecamatan Batu, Kota Batu.

Hal ini dibenarkan Ketua Paguyuban Aliansi jalur MPU, Batu-Songgoriti, Kismanu kepada awak media.

Yang jelas, semua sopir angkot MPU Batu-Songgoriti khususnya jalur B, mereka merasa berat dan terganggu oleh adanya lapak PKL yang ada di Jalan Kartini.

“Kami dari paguyuban MPU Jalur Batu-Songgoriti melalui perwakilan, mendatangi Balai Kota Among Tani Pemkot Batu. Maksud dan tujuan kami itu, untuk berunding dan mencari solusi yang terbaik,” ucapnya.

 

Dengan melihat kondisi di lapangan, ia jelaskan, sebagai sopir angkot merasa berat. Karena kondisi jalan itu sedikit tertutup, hanya cukup dilewati satu mobil saja.

“Maka dalam hal ini menjadi kendala kami semua, sehingga sopir tidak bisa bekerja secara maksimal, kita sulit untuk mendapatkan setoran. Secara tidak langsung kami juga sebagai pelayan masyarakat,” ujarnya.

Dia tegaskan, lanjut Kismanu, hal ini tentunya sangat membuat tidak nyaman para sopir angkot untuk melintasi jalur tersebut, selagi masih ada lapak-lapak PKL yang masih belum tertata rapi.

“Secara kasat mata, kita sudah diberi jalan secukupnya, namun hanya satu mobil saja saat melitas. Akan tetapi, ketika sore hari, di atas pukul 16.00 WIB jalan dipadati oleh para pembeli maupun penjual, secara otomatis MPU Batu-Songgoriti kesulitan untuk lewat,” tegasnya.

Menurutnya, kata dia, sebelumnya dari paguyuban MPU Batu-Songgoriti tidak pernah diajak berunding atau rembung bareng. Ini akan menjadi buah simalakama bagi para sopir MPU Batu-Songgoriti.

“Pada saat sore nanti, Jl Kartini dipenuhi pengunjung antara pejual dan pembeli, kita harus lewat mana? Awalnya, kusus jalur B dilewatkan Jl A Yani, dan Gajah Mada. Lalu dialihkan lewat Jl Kartini. Apabila dari PKL tersebut, mereka bersih kukuh tidak mau memindahkan lapaknya usai berjualan bagaimana dengan nasib sopir angkot MPU Batu-Songgoriti, apa tidak jadi korban,” ujarnya sembari sedikit kesal.

Dia juga berharap kepada pihak Pemrinatah Kota Batu, melalui dinas terkait untuk segera memberikan solusi yang terbaik bagi para sopir MPU jalur Batu-Songgoriti. Supaya para sopir itu tidak merasa dirugikan hanya sepihak saja, yang jelas ada jalan terbaik bagi kedua belah pihak dan semuanya.

Saat dikonfirmasi Wakil Ketua I DPRD Kota Batu, H. Hari Danah Wahyono, mengatakan, apa yang dilakukan oleh pihak Pemerintah Kota Batu, untuk menertibkan para PKL sudah sangat bagus.

“Saya berpendapat, artinya pihak Pemkot Batu harus jeli dalam mengambil sikap. Sehingga tidak menjadi bumerang. Dan ini betul-betul harus ada kajian lagi, tidak ada pihak lain yang merasa dirugikan,” paparnya, Selasa (24/7/2018).

Maka hal ini harus dikaji ulang, supaya semua masyarakat Kota Batu mendapatkan dampak yang positif dari Kota Wisata Batu. Bukan masyarakat mendapat masalah baru, untuk mencari rezeki.

Terpisah, Ketua Yayasan Ujung Aspal Jawa Timur, Alex Yudawan, juga angkat bicara terkait permasalah tersebut.

“Saya sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Wakil Ketua I DPRD Kota Batu, bahwa penertiban PKL di Kota Batu sangat bagus. Akan tetapi kebijakan tersebut jangan sampai merugikan pihak lain, yaitu para sopir MPU jalur Batu- Songgoriti. Karena adanya permasalahan di atas, maka kami Yayasan Ujung Aspal Jawa Timur, siap mendampingi para pihak yang merasa dirugikan dengan mendatangi Pemerintahan Kota Batu, dan dilanjut sampai ke gedung DPRD Kota Batu, untuk menyampaikan permasalahan yang ada,” pungkasnya. (eka)