Stunting Ancaman Generasi Bangsa, DP3KB Jember Lakukan Cegah Stunting Dari Hulu

oleh -90 Dilihat
oleh
Kegiatan Penyuluhan KB Program Bangga Kencana kepada Jurnalis Jember

JEMBER, PETISI.CO – Stop Stunting Dari Hulu, merupakan upaya mencegah semakin meluasnya angka stunting di Kabupaten Jember. Pernyataan itu disampaikan Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Jember Suprihandoko, di hadapan para wartawan saat acara Kegiatan Penyuluhan KB (KIE) Program Bangga Kencana kepada Jurnalis Jember, di Aula Bina Kencana DP3AKB Kabupaten Jember, Senin (27/12/2021) siang.

“Stunting merupakan persoalan serius, karena menyangkut masa depan bangsa, kalau anak – anak kerdil, maka hampir pasti akan bodoh. Padahal, ada saatnya kelak anak-anak akan menjadi pemimpin, jika pemimpinnya bodoh, maka akan seperti apa ?,” ujarnya.

Mengenai angka stunting, Handoko mengarahkan ke Dinas Kesehatan, yang lebih tahu angka absolut stunting di Kabupaten Jember.

“Jadi angka absolutnya berapa, yang tahu dinas kesehatan,” katanya.

Tetapi menyitir angka nasional, diketahui dari data pad Tahun 2019, dinyatakan 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting.

Handoko menjelaskan, bahwa upaya yang dilakukan DP3AKB Jember bukan bermaksud merampas pekerjaan yang seharusnya dilakukan Dinas Kesehatan, namu sebagai pembantu Bupati Jember, DP3AKB Jember mempunyai kewajiban untuk turut menyelesaikan stunting dengan cara sendiri.

“Karenanya, mohon kepada para wartawan untuk dibantu mediasi, bahwa yang dilakukan DP3AKB Jember, merupakan cara sendiri, yakni stop stunting dari hulu,” tegasnya.

Caranya, kata Handoko, DP3KB Jember akan membentuk tim pendamping keluarga, yang harapannya dapat mengedukasi para remaja yang siap untuk menikah, bersinergi antara Kemenag, PKK, Dinas Kesehatan juga DP3KAB Jember.

“Harapanya, kita betul-betul akan menguji kesiapan remaja untuk menghadapi pernikahan, yang ditunjukkan dengan bukti lulus uji kompetensi persiapan hidup berkeluarga yang bernomer register,” tandasnya.

Berdasarkan nomer register yang dimiliki para calon keluarga baru, maka segenap pihak yang berkompeten dibidangnya dapat memastikan kesiapan remaja yang akan menikah dipastikan dari nomer register yang dimilikinya.

“Kalau hari ini kan kita gak bisa, kami juga gak berani menunjukkan, mana keluarga kecil bahagia, sakinah mawadah warohmah, gak bisa,” imbuhnya.

Untuk melaksanakan agenda itu, Suprihandoko mengaku sudah melatih 5625 orang, satu tim terdiri dari tiga orang, unsurnnya Tenaga Kesehatan, Penggerak PKK, dan Kader Bangga Kencana.

“Mereka sudah kita latih, kita bekali, melalui dana BKKBN, kita injek dengan pulsa setiap bulannya 100 ribu, yang harapannya mereka melaporkan dan mengedukasi masyarakat melalui Hp Android yang mereka miliki,” jelasnya.

Sedangkan tugas dari masing – masing Tim, kata Suprihandoko, hanya 6000 ribu penduduk, atau setara dengan 1500 keluarga, yang menjadi sasaran pendampingan dan edukasi.

“Agendanya akan kita mulai di awal tahun 2022, sehingga pada ahir tahun 2022 sudah dapat kita evaluasi, sehingga harapannya dapat mengurangi angka kelahiran bayi yang berisiko stunting, syukur alhamdulillah jika bisa tidak ada sama sekali,” pungkasnya. (mmt)

No More Posts Available.

No more pages to load.