Batu, petisi.co – Ratusan siswa, Sekolah Dasar Negeri Songgokerto 03, Kec.Batu, Kota Batu yang berlokasi di Dusun Songgoriti mengawali ujian akhir tahun Kelas VI, dengan menggelar doa bersama yang dipimpin oleh Gus Ulul Azmi, dan dikuti oleh seluruh siswa Kelas I sampai Kelas VI.
Bahkan tidak mau ketingalan pula, orang tua siswa, komite, tokoh masyarakat, semua jajaran dewan guru serta diikuti civitas Taman Kanak Kanak Arumdalu, yang digelar di pelataran sekolah, Jumat Legi (9/5/2025).
“Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa dan para orang tua memahami bahwa mencari ilmu harus dibarengi dengan doa kepada Tuhan Yang Maha Mengetahui. Sehingga tertanam karakter, berilmu, beriman, bertaqwa dan acara tersebut dibarengi dengan sungkeman siswa dan orang tua, yang tujuannya orang tua untuk memberikan ridho,” tutur Kepala SDN Songgokerto 03, Helmina Mauludiyah, S.Pd.M.Pd., kepada Suara Pendidikan, saat selesai acara do’a bersama.
Kendati, Putri ke tujuh (7), pasangan almarhum KH. Moch. Luthfie Wal Aman dan Hj. Muzayyanah itu, memiliki sejumlah kiat unik untuk mengembangkan sekolah yang dipimpinnya.
Meski demikian, tak mengherankan jika SDN Songtri lebih baik dan mantap, sebutan keren SDN Songgokerto 03, masuk dalam kategori Sekolah Penggerak di Kota Batu. Meski lokasi sekolah di lereng Gunung Banyak dan hanya mencakup satu dusun saja, inovasi dan kreativitas seluruh jajaran guru tergolong istimewa, sebanding dengan sekolah diperkotaan.
“Tantangannya, penduduk usia produktif di Dusun Songgoriti jumlahnya cenderung tetap atau malah berkurang. Sehingga meski kualitas SDN Songtri sangat baik, pertambahan jumlah siswanya tidak begitu meledak,” ucap guru berprestasi ini, sembari tersenyum ramah.
Bukan hanya itu saja, akan tetapi di SDN Songtri ada tiga (3) program inovasi apik dan menarik untuk siswa dan masyarakat yaitu Inivation Award Boarding, Gelinusbinowo (Gerakan Literasi, Numerasi, Bina Iman dan Taqwa) dan Green School Ekfitivi yaitu merupakan aktivitas untuk mencapai sekolah yang hijau.
“Untuk program Inivation Award Boarding, saat ini sedang kita ikutkan didalam inovasi tingkat Provinsi Jawa Timur yang disitu diselenggarakan oleh Kemendagri. Dan inovasinya antara lain yaitu Senggorita (Sex Edukesen Kanggo Orang Tua dan Anak), ini merupakan upaya pencegahan terhadap siswa siswi kami yang berada di level pra remaja dan remaja, supaya lebih bisa mengetahui perubahan – perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan bisa mengantisipasi tindak kekerasan maupun pelecehan seksual ataupun tindak efek negatif dari penyebaran media sosial,” beberapa guru muda berjilbab ini.
Tidak tanggung-tanggung, Senggorita itu sudah kami terapkan sejak Oktober 2024 diawal dan disitu berupa modul yang bisa dibaca siswa dan orang tua, memang membacanya harus bersama dengan orang tua supaya ada pendampingan disitu pun juga dijelaskan bagaimana pada siswa perempuan mengalami haid pertama itu cara menghadapinya seperti apa.
Begitu juga kepada siswa laki – laki juga demikian. Supaya meraka lebih bisa menghargai tubuh mereka dan bisa menjadi generasi yang berencana sesuai dengan harapan pemerintah bisa menjadi generasi emas di 2045 nantinya.
“Gelinus Binowo (Gerakan Literasi, Numerasi, Bina Iman dan Taqwa) disitu upayanya untuk mengembangkan literasi dan Numerasi tentunya juga mengembangkan keimanan dan ketaqwaan siswa yang implementasinya itu melalui kegiatan pembiasaan setiap hari Kamis itu ada kegiatan literasi yang dikemas dengan berbagai kegiatan yaitu 15 menit membaca, kelas inspiratif, ada mendongeng, dan numerasi dalam permainan,” paparnya dengan ramah.
Sedangkan untuk Green School Ekvitifi, yaitu merupakan aktivitas untuk mencapai sekolah yang hijau, sebagai upaya untuk pencapaian sekolah ini menuju Adiwiyata mandiri.
“Sekarang proses pemenuhan komponen – komponen dan pembiasaannya tetap dilakukan dengan siswa. Terutama yang paling sulit adalah pemilahan sampah, kendalanya untuk menjaga pembiasaan itu dengan orang tua, kemudian kita juga melakukan com posting. Disitulah kita masih belum punya mesin pencacah daun, kita sudah meminta ke DLH akan tetapi masih belum terealisasi,” tandasnya.
Maka dari itu, ada Liam (5) pembiasaan siswa di SDN Songtri di hari Senin, yang kita sebut sebagai Matahari yaitu mari cinta tanah air. Di hari Selasa yaitu Selada (selasa tiwisada). Di Rabu ada kegiatan senam pagi dan makan sehat bergizi sesuai dengan Progam Pemerintahan MBG (Makan Bergizi Gratis) kita sudah memulainya. Di hari Kamis Lilium (Literasi Numerasi). Dan di hari Jumat ada Juz Sirsak (Jumat bersih dan sehat).
“Dia juga berharap, nantinya sesuai dengan visi sekolah yaitu terciptanya siswa – siswi dan juga semua sivitas akademi yang beriman, bertakwa, berprestasi peduli lingkungan dan berbudaya lingkungan. Semoga SDN Songtri lebih banyak muridnya, lebih baik dan mantap,” pungkasnya. (eka)