Supiya, Nenek Renta yang Butuh Perhatian Pemerintah Kabupaten Jember

oleh -44 Dilihat
oleh
Supiya yang hidup sebatang kara di dalam gudang kosong saat diwawancarai.

JEMBER, PETISI.CO – Dengan kondisi badan yang tak lagi sehat dan keriput, serta rambut yang sudah mulai memutih, seorang nenek tua yang diketahui bernama Supiya hidup dalam gudang kosong yang berada di Kelurahan Kranjingan, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.

Beruntung ada sang pemilik gudang yang prihatin dengan kondisinya, sehingga mengijinkan untuk tinggal di bangunan luas yang tak berpenghuni itu.

Saat di wawancarai media ini, dia mengaku hidup di tempat tersebut sudah kurang lebih 60 tahun.

Tak jelas kapan tanggal lahirnya, karena Kartu Tanda Penduduk (KTP) entah kemana, “Seingat saya waktu penjajahan Jepang itu saya sudah remaja,” katanya.

Diceritakan, untuk makan sehari-hari, dirinya harus menunggu belas kasihan orang lain. Tak ada anak, keluarga dan sanak famili ataupun kerabat dekat, hanya nyamuk dan hembusan angin malam yang menjadi teman kesehariannya.

“Saya tinggal di sini mulai tahun 1940, ibu tak punya siapa-siapa, hanya pasrah saja. Mau bekerja kondisi sudah seperti ini,” ujar Supiya dengan nada melas, Kamis, (9/3/2017) saat ditemui di tempatnya.

Diakui oleh Supiya, dirinya sudah mulai sering sakit, sehingga harus bersusah payah sendiri berjuang bagaimana untuk bisa sembuh. Namun hingga kini tidak pernah ada satu pun dari perangkat kelurahan setempat yang datang.

“Padahal, jika ada pilkada atau pilihan pilihan lainnya digelar, saya selalu didatangi untuk mencoblos mas,” ujarnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh Samsul Huda (54), salah satu warga yang posisinya bertetangga, sekaligus saksi hidup tentang keberadaan Supiya yang hidup sebatang kara dan kondisinya memprihatinkan.

“Bagaimanapun juga dia manusia, seingat saya hingga kini masih belum pernah ada dari Dinas Sosial yang turun,” bebernya.

Masih kata Samsul, bukan hanya dirinya yang prihatin terhadap kehidupan nenek tua ini, namun beberapa tetangga lainnyapun juga ikut terpanggil untuk memberi makan.

“Kami secara bergilir memberi makan kepadanya (Supiya), agar tidak kelaparan.” jlentrehnya.

Samsul berharap, pemerintah segera turun tangan membantu nenek yang sudah berusia senja tersebut.

“Karena memang sudah tidak punya siapa-siapa lagi, minimal ada yang memikirkan,” harapnya.(yud)