Surabaya dan Koso Nippon Bahas Pemberdayaan Lansia dalam Program Posyandu Keluarga

oleh -211 Dilihat
oleh
Review terkait Pelayanan Posyandu Keluarga untuk Lansia di ruang rapat Majapahit, Kantor Bappedalitbang Kota Surabaya

SURABAYA, PETISI.CO – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerja sama dengan organisasi think tank, Koso Nippon, melakukan review terkait Pelayanan Posyandu Keluarga untuk Lansia di ruang rapat Majapahit, Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya pada Jumat (28/6/2024). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk merumuskan konsep Kota Ramah Lansia.

Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya, Irvan Wahyudradjat, menyampaikan bahwa angka harapan hidup lansia di Kota Pahlawan terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan jumlah lansia di kota tersebut juga terus bertambah.

“Data terakhir menunjukkan bahwa jumlah lansia di Kota Surabaya mencapai 351.957 orang. Oleh karena itu, kita ingin mewujudkan Kota Ramah Lansia di masa depan. Kami berkolaborasi dengan Koso Nippon untuk melakukan review terkait program dan layanan yang telah kita rencanakan,” ujar Irvan.

Kerja sama dengan Koso Nippon dilakukan karena Jepang merupakan salah satu negara yang berpengalaman dalam pemberdayaan lansia. Irvan menambahkan, dalam pemberdayaan lansia, yang perlu diperhatikan bukan hanya angka harapan hidup, tetapi juga bagaimana lansia dapat tetap produktif dan tidak menjadi beban.

“Di Jepang, selain angka harapan hidupnya tinggi, mencapai usia 90 hingga 100 tahun ke atas, para lansia juga mandiri dan produktif karena sudah disiapkan sejak sebelum mencapai usia lanjut,” jelasnya.

Ke depan, Irvan mengungkapkan bahwa Pemkot Surabaya akan mengadopsi beberapa program dari Jepang untuk diterapkan di Kota Pahlawan. Salah satunya adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mempersiapkan kebutuhan di masa tua sejak masih berusia produktif.

“Itu yang ingin kita terapkan di sini. Bagaimana menjadi lansia yang produktif dengan menyiapkannya sebelum mencapai usia lanjut,” tambahnya.

Irvan memastikan, hasil review ini akan dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan di tahun mendatang. “Jadi, kita tidak hanya merumuskan, tetapi juga melakukan review,” tegasnya.

Sementara itu, Program Manager Koso Nippon, Taki Ikada, menyatakan bahwa review dilakukan dengan melibatkan masyarakat. Sebanyak 30 orang lansia dari lima kecamatan di Kota Surabaya memberikan penilaian terhadap layanan yang mereka terima selama ini.

“Jadi, ini tidak melibatkan tenaga ahli atau dosen, tetapi masyarakat sendiri yang menilai. Ini adalah filosofi dari review yang kami lakukan,” kata Taki di lokasi yang sama.

Taki juga mengapresiasi pelayanan lansia yang sudah berjalan di Kota Surabaya. Menurutnya, beberapa layanan hampir sama dengan program-program yang ada di Jepang.

“Seperti fasilitas transportasi publik yang ramah lansia, senam, dan pemeriksaan kesehatan, itu sama dengan Jepang. Selebihnya, program-program untuk lansia di Kota Surabaya disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya, karena setiap negara memiliki kondisi yang berbeda-beda,” terangnya.

Ia berharap, hasil review kali ini bisa dijadikan acuan oleh Pemkot Surabaya untuk merumuskan kebijakan di tahun depan. Dengan demikian, program atau layanan di masa mendatang akan berjalan lebih efektif dan efisien.

“Hasil dari voting dan penilaian dari review akan dimanfaatkan untuk merumuskan kebijakan di tahun berikutnya. Namun, keputusan akhir tetap ada di tangan Pemkot Surabaya,” pungkasnya.  (dvd)

No More Posts Available.

No more pages to load.