Susuri Kali Butung, Plh Gubernur Adhy: 1,4 Km Aliran Sungai Sudah Bersih

oleh -182 Dilihat
oleh
Dari atas perahu karet BPBD Jatim, Adhy melihat enceng gondok di jalur Kali Buntung

SIDOARJO, PETISI.CO – Plh Gubernur Jawa Timur (Jatim) Adhy Karyono menyusuri sungai sekaligus pembersihan tanaman enceng gondok di wilayah Juanda dan Bungurasih, Sidoarjo, Kamis (15/2/2024).

Pembersihan sungai ini dilakukan sebagai operasi tanggap darurat terhadap banjir yang terjadi di wilayah Sidoarjo pada 5 Februari 2024 lalu. Proses penanganan akan terus dilakukan dan akan selesai dalam jangka waktu satu bulan.

Adhy Karyono diwawancarai wartawan usai meninjau kondisi Kali Buntung di Bungurasih

“Ini adalah operasi tanggap darurat bencana banjir yang terjadi di kawasan sekitar Sidoarjo. Kita akan melanjutkan pembersihan eceng gondok di jalur Kali Buntung supaya air dapat mengalir dan tidak tergenang dari hulu ke hilir karena koloni eceng gondok yang menutupi permukaan sungai,” jelasnya.

Didampingi Pj Sekda Kab. Sidoarjo, Andjar Surjadianto dan jajaran Kepala OPD Jatim, peninjauan pembersihan sungai dari eceng gondok dimulai dari pos Susur Sungai Segoro Tambak menggunakan perahu karet. Dalam peninjauan ini, dari total 5 km aliran yang tertutup eceng gondok, 1,4 km telah dibersihkan menggunakan satu buah excavator.

Dalam proses susur sungai, Adhy bersama rombongan memecah kumpulan eceng gondok yang tumbuh setinggi setengah meter dan menahan laju aliran sungai. Tampak juga sisa-sisa eceng gondok yang telah diurai dengan excavator di muara sungai.

Tak sampai di sana, rombongan lalu melanjutkan peninjauan ke hilir Kali Buntung di Bungurasih. Pada titik ini juga telah disiapkan berbagai alat berat untuk pembersihan eceng gondok.

Dengan rincian 1 unit excavator standart PC 200, 1 unit excavator standar PC 75, 1 unit pontoon Dinas PU Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Sidoarjo, dan 4 unit dump truck dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo.

Salah satu tantangan, sebut Adhy, adalah wilayah bantaran Kali Buntung yang kini sudah menjadi pemukiman dan cukup padat penduduk. Sehingga, tidak banyak alat berat yang bisa mengakses bantaran sungai dan harus dilaksanakan secara bertahap.

“Daerah di sekitar sungai sudah dibangun rumah-rumah, jadi alat berat yang bisa lewat masih terbatas sekali. Hari ini ada 3 excavator amphibi dengan personil cukup banyak, ada 50 orang, kemudian juga ada juga peralatan lain. Ini akan bertahap dan tetap bertambah, karena ini baru sebagian kecil untuk sampai menembus ke Waru,” paparnya.

Dalam operasi ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim bekerjasama dengan BPBD Jatim, PemkabĀ  Sidoarjo, Dinas PU Marga dan SDA Kab Sidoarjo, dan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Anggaran untuk operasi ini, kata Adhy, bersumber dari BTT Keadaan Darurat gabungan Pemprov Jatim dan Pemkab Sidoarjo. Adhy berpesan agar sinergi gabungan antara berbagai pihak terlibat terus diupayakan dan dikerahkan sebagai langkah mitigasi dan pencegahan banjir di puncak musim penghujan.

“Setelah eceng gondok ini diurai menggunakan excavator, maka nanti akan dihancurkan dengan propeller sehingga tidak hanyut kembali ke sungai. Jumlahnya sudah terlalu banyak sehingga perlu operasi gabungan. Ini perlu kerjasama yang kuat ya, maka di dalam penanggulan bencana semua resource dari stakeholder harus kita gunakan,” katanya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.