Tak Hanya Angka, Guru di Surabaya Ajak Siswa Belajar Kejujuran

oleh -163 Dilihat
oleh
Penerapan kejujuran oleh Guru di Surabaya dengan pemakaian topeng saat ujian

Surabaya, petisi.co – Guru memiliki beragam cara kreatif dalam menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik, tanpa memberatkan orang tua maupun siswa. Hal ini dicontohkan oleh seorang guru di salah satu SD Negeri di Surabaya yang videonya baru-baru ini menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat para siswa diminta mengenakan topeng saat mengikuti penilaian harian mata pelajaran Matematika.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh, mengungkapkan bahwa guru-guru di Surabaya telah dibekali strategi pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

“Strategi-strategi ini memiliki standar dan ukuran yang jelas, sehingga guru dapat menerapkannya dengan tepat,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (6/11/2024).

Menurut Yusuf, penggunaan topeng dalam penilaian harian Matematika tersebut bertujuan untuk menanamkan karakter kejujuran kepada para siswa. Guru tersebut juga ingin membuat pelajaran Matematika, yang sering dianggap sulit, menjadi lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa.

“Guru tidak mewajibkan siswa membawa topeng khusus. Siswa boleh menggunakan topeng yang ada di rumah. Jika tidak punya, mereka tetap bisa mengikuti penilaian tanpa topeng,” tambah Yusuf.

Penggunaan topeng tersebut dilakukan di awal penilaian sebagai cara untuk mengajarkan siswa tentang karakter orang yang mungkin tidak jujur atau bermuka dua. Hasilnya, siswa menunjukkan berbagai reaksi, dari yang merasa senang, lucu, hingga yang termotivasi lebih semangat mengerjakan soal. Hal ini terbukti dari rata-rata nilai Matematika yang baik di kelas tersebut.

Yusuf juga menjelaskan bahwa topeng hanya digunakan di awal dan akhir sesi penilaian, sekitar 10 menit, sebagai sarana memotivasi kejujuran siswa.

“Ide penggunaan topeng ini bertujuan baik karena memuat nilai karakter kejujuran, yang penting tak hanya saat ujian, tetapi juga dalam kegiatan belajar sehari-hari,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa metode pembelajaran guru di Surabaya memang beragam. “Ada yang menggunakan topeng, boneka, wayang, hingga media audio-visual. Tujuan utama dari metode ini adalah menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan,” tutupnya. (dvd)