Tak Hanya Warga Surabaya, Pemkot Surabaya Bakal Gunakan Labkesda Sebagai Pemeriksaan Spesimen Warga Luar Kota

oleh -119 Dilihat
oleh
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

SURABAYA, PETISI.CO – Pemkot Surabaya tak hanya lakukan pemeriksaan spesimen Covid-19 warga Surabaya saja, tetapi juga warga luar kota yang ada di Kota Surabaya, salah satunya para pedagang pasar.

“Nanti yang kita periksa itu bukan hanya warga Surabaya, tapi dia yang ada di Surabaya. Seperti di Pasar Keputran Utara kemarin bukan hanya warga Surabaya. Sekitar 70 persen memang warga Surabaya, tapi sekitar 30 persen pedagang yang dari luar kota itu kita periksa semua,” kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Rabu (22/7/2020).

Risma mengungkapkan, pemeriksaan tersebut juga akan dilakukan di tempat-tempat keramaian yang terdapat mobilitas penduduk, diantaranya pasar dan pusat perbelanjaan.

“Misalkan nanti kita akan rencana ke Pasar Pabean, PIOS, atau pusat-pusat perdagangan yang ada mobilitas (penduduk) untuk mencegah pimpong tadi,” ungkapnya.

Nantinya, dari hasil tersebut jika didapati ada warga dengan hasil test positif akan langsung diisolasi di tempat-tempat yang sudah ditentukan. Upaya tersebut dimaksudkan untuk mencegah meluasnya penyebaran dari pandemi corona.

Lanjutnya, warga Kota Surabaya akan diisolasi di Hotel Asrama Haji, Sukolilo. Sedangkan untuk warga luar kota, diisolasi di Rumah Sakit Darurat Lapangan Indrapura.

“Kalau kemudian ada yang positif (warga luar Surabaya) tadi langsung kita isolasi di rumah sakit Lapangan Indrapura. Kami sudah ada komitmen dengan Pak Pangkogabwilhan II, Pangdam V Brawijaya, Kapolda Jatim, nanti akan isolasi di sana,” jelasnya.

Langkah yang ditempuh oleh Pemkot Surabaya ini merupakan pola simbiosi mutualisme, karena juga menguntungkan daerah asal pasien. Sebab, ketika pasien kembali ke daerah asalnya dengan kondisi sembuh, maka dia tidak akan menjadi carrier.

“Jadi nanti polanya seperti itu, yang kita lakukan seperti itu. Jadi kita tidak ngomong lokasi (daerah asal), tidak ngomong itu warga Surabaya atau bukan, jadi semua yang ada di lokasi (pasar atau pusat perdagangan) itu maka semua harus di-swab,” terangnya.

Tak hanya itu saja, Pemkot Surabaya juga akan mendapatkan bantuan berupa PCR (Polymerase Chain Reaction) swab test dari Badan Intelijen Negara (BIN). Kemudian support dari perusahaan-perusahaan.

“Kemampuan PCR kita selain di-support dari BIN kita kan juga punya PCR yang dibantu dari perusahaan-perusahaan. Itu kemarin diberi tahu caranya sama Dr dr Andani Eka Putra bagaimana mengoptimalkan PCR itu,” tutup Risma.

Hingga kini Pemkot Surabaya masih terus melakukan upaya yang akan dijalankan tersebut, dengan melakukan optimalisasi pada Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Surabaya yang akan dilakukan peningkatan kapasitas pemeriksaan hingga 4.000 spesimen per hari.

Diberitakan sebelumnya, Labkesda Surabaya sendiri direncakan bakal beroperasi di minggu awal bulan Agustus. Kemudian akan dilakukan peningkatan kapasitas pada akhir bulan Agustus, hal tersebut bertujuan untuk mempercepat pemutusan mata rantai Covid-19.

“Di Surabaya tracing banyak, tapi tracing tidak bisa dilanjutkan dengan PCR karena keterbatasan kapasitas. Makanya saya usahakan dalam minggu pertama Agustus, lab itu bisa beroperasional. Kemudian minggu terakhir Agustus atau minggu pertama September, target saya sudah masuk ke 4000,” Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas (Unand), Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Dr dr Andani Eka Putra, Minggu (19/7/2020).

Pemkot Surabaya berencana kirimkan ribuan sampel hasil swab ke Universitas Andalas (Unand) di Kota Padang, Sumatra Barat untuk dilakukan pengujian lebih lanjut.

“Sekitar 1.000-2.000 sampel nanti akan kita kirim ke Padang,” kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya, Selasa (21/7/2020) sore. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.