Tanamkan Basis Pendidikan Spiritual dan Etika pada Anak Sejak Dini

oleh -53 Dilihat
oleh
Gubernur Jatim Soekarwo dan Nina Soekarwo serta Fatma Saifullah Yusuf dan Chairani Akhmad Sukardi hadiri Hari Anak Nasional Prov Jatim 2017 di Taman Safari Prigen

PASURUAN, PETISI.CO – Orang tua perlu menanamkan basis spiritual dan etika kepada anak sejak dini. Pasalnya, dua hal inilah yang akan menjadi modal utama sang anak untuk menggapai kesuksesannya di masa depan. Setelah basis spiritual dan etikanya bagus, orang tua dapat menanamkan intelektualitasnya.

Demikian Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo dalam sambutannya saat Puncak Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2017 Provinsi Jawa Timur yang mengambil tema “Perlindungan Anak Dimulai dari Keluarga” di Taman Safari Indonesia 2, Prigen, Kab. Pasuruan, Minggu (23/7/2017).

Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim mengatakan pentingnya spiritual atau agama dan etika, sebagaimana peribahasa yang mengatakan “bahasa menentukan bangsa”. Artinya, bahasa mencerminkan kepribadian seseorang. Jika seseorang mampu bertutur kata dengan baik, maka kepribadian, sopan santun dan etika orang tersebut juga baik.

“Orang tua punya peran paling penting dalam hal ini, karena menjadi guru pertama dan utama untuk mendidik anak, terutama di bidang agama dan etika moralitas. Seorang anak juga bergantung pada cara orang tua mendidik. Karena itu, mari anak-anak dididik dengan baik, termasuk mendidik dengan tanpa kekerasan” pinta Pakde Karwo.

Ditambahkan, dengan basis agama dan etika yang baik, anak akan memiliki akhlak yang bagus serta karakter yang tangguh, berbudi pekerti, dan sopan santun. Setelah itu, orang tua memberikan pendidikan intelektual kepada anak sesuai dengan potensinya masing-masing. Baik  secara formal, informal, dan non formal.

Didik Anak dengan Perhatian dan Sentuhan

Dalam kesempatan yang sama Pakde Karwo mengingatkan perlunya orang tua tidak lupa memberikann perhatian dan sentuhan hati kepada anak. Menurutnya, hal tersebut lebih berharga serta berkesan di hati anak-anak daripada menggunakan metode ceramah dan penjelasan di ruang kelas. “Jangan lupa bertanya kepada anak-anak mengapa sepatunya kotor? atau sudah sarapan belum?” ujarnya mencontohkan.

Pendidikan dengan perhatian dan sentuhan hati itu penting karena di era serba Teknologi Informasi (TI) seperti sekarang,  orang tua tidak bisa mendidik anak dengan komunikasi satu arah (one way traffic communication). Tapi harus dilakukan dengan dua arah atau two way traffic communication.

“Pendidikan era sekarang kuncinya komunikasi dua arah. Jika ada masalah, orang tua tidak bisa memaksakan pikiran mereka ke anak, karena jika dipaksakan, anak bisa lari ke dunia maya. Orang tua harus memahami keinginan anak, dan mencari solusinya bersama-sama dengan diskusi yang ringan dan berkualitas dengan anaknya” katanya.

Masih terkait TI, Pakde Karwo menyampaikan pesan khusus pada keluarga dan anak. Ia meminta agar orang tua tidak membiarkan anak mengalami ketergantungan pada gadget dan televisi. Para orang tua perlu mengontrol waktu berlajar, bermain dan berinteraksi dengan lingkungan. “Dulu saya setiap hari minimal berlajar 2 jam sehari. Jam 7 sampai jam 9 malam coba hp dan tv-nya dimatikan dulu diganti dengan belajar ya,” pesannya kepada anak-anak yang hadir.

Bagikan 44 Penghargaan kepada Anak Berprestasi

Pada kesempatan peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2017 ini, Pakde Karwo menyempatkan untuk membagikan penghargaan secara simbolis kepada 44 anak-anak berprestasi dalam rangka HAN 2017 ini.  Diantaranya kepada Moh. Hilbram asal SDLB YPAB Surabaya yang menjadi Juara 1 Lomba Menyanyi Solo, Aqila Permata Deswika dari SDLB-B Putra Asih Kota Kediri (Juara 1 Lomba Melukis), TK. Neg. Pembina Kec. Kauman Kab. Tulungagung (Juara 1 Lomba Tari Kreasi Baru), TKK. Mater Dei Kota Probolinggo (Juara 1 Lomba Bermain sambal Bernyanyi), Fillomena Philippa Wibowo dari TK Santa MMaria Regina Surabaya (Juara 1 Lomba Mewarnai dan Melengkapi Gambar 1.000 Anak dan Guru), Daifa Kamajaya dari Kab. Madiun sebagai Dalang Terbaik dengan lakon Babad Wanamarta, dan Ernanda Bima Megantara dari Kota Surabaya (Dalang Penyaji Terbaik dengan lako Anoman Tandhang).

Jatim Provinsi Penggerak Kabupaten/Kota Pembangunan Layak Anak

Sementara itu, Ketua HAN 2017 sekaligus Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Sekdaprov Jatim, Zainal Muhtadin mengatakan, Jatim merupakan provinsi penggerak Kabupaten/kota Layak Anak (KLA) yang terbaik di Indonesia. Hal itu ditandai dengan keberhasilan Jatim meraih penghargaan sebagai provinsi penggerak KLA Tahun 2017.

Keberhasilan Jatim meraih penghargaan tersebut juga diikuti prestasi kabupaten/kota yang menerima penghargaan KLA Tahun 2017. Diantaranya, Kota Surabaya, Kota Malang. Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Tulungagung, Kota Pasuruan, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lumajang, Kota Kediri, Kabupaten Ngawi.

Selanjutnya, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Kota Madiun, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bojonegoro, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kabupaten Madiun, Kota Probolinggo, Kabupten Magetan, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Gresik, Kabupaten Probolinggo, Kota batu, Kabupaten Banyuwangi, Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto.   (cah/dit)