Tekan Angka Penyebaran Covid-19, Ini Yang Harus Dilakukan Pemprov Jatim

oleh -107 Dilihat
oleh
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo.

SURABAYA, PETISI.CO – Jumlah kasus virus Corona (Covid-19) di Jawa Timur (Jatim) terus bergerak naik dan diperkirakan bisa melampaui DKI Jakarta. Untuk menekan angka penyebaran virus ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim harus melakukan beberapa langkah yang diberikan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

“Ada tiga hal yang harus dilakukan Pemprov Jatim untuk menekan angka penyebaran Covid-19,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo dalam rapat koordinasi (rakor) penanganan Covid-19 di Gedung Negara Grahadi, Rabu (24/6/2020).

Rakor tersebut, dihadiri Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD dan Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa.

Pada Selasa (23/6/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Jatim sebanyak 10.092 kasus. Sedangkan DKI Jakarta 10.123 kasus. “Yang pertama, perlu dilakukan kajian, penyebabnya apa (kenaikan kasus positif Covid-19),” ujar Doni.

Dia menjelaskan, Gubernur Khofifah menyebutkan bahwa, salah satu penyebab tingginya kasus Covid-19 di Jatim berasal dari klaster jenazah. Belakangan banyak kasus pengambil alihan jenazah oleh pihak keluarga.

Setiap ada pasien yang sudah beresiko tinggi, maka harus ada pendekatan dengan pihak keluarga. Sehingga mereka tidak gegabah untuk mengambil alih jenazah.

“Dampaknya akan timbul kasus baru. Kalau di antara keluarga itu ada yang komorbid, tentu akan sangat berbahaya. Itu dampaknya bisa timbulkan kematian,” ungkapnya.

Maka, lanjut Doni, harus ada pelibatan dengan tokoh masyarakat maupun tokoh agama dan berbagai kalangan di Jatim. Sehingga, kasus pengambil alihan jenazah tidak terulang lagi.

“Sangat disayangkan, dimana pemerintah harus melindungi warga negaranya, akhirnya terdampak Covid-19 akibat karena ketidaktahuan,” tandasnya.

Kedua, menurut Doni, yakni langkah Pemprov Jatim menggelar test massal Covid-19 bersama dengan kabupaten dan kota patut diapresiasi. Sebab, dari test tersebut, mampu mendapatkan sebanyak 2.000 spesimen per hari.

Karena itu, wajar dalam sehari ada rata-rata 100 hingga 300 kasus positif Covid-19 baru di Jatim. “Perlu diperhatikan langkah isolasi mandiri tingkat RT atau RW. Saya melihat langkah ini sudah dilakukan. Hanya mungkim perlu lebih agresif,” tuturnya.

Sehingga, tambahnya, mereka yang sudah positif Covid-19, dan juga mereka yang kontak erat dengan yang positif, untuk disiplin dan tidak melakukan kegiatan di luar rumah. Untuk itu, pihaknya meminta agar TNI dan Polri turun ke lapangan untuk mendisiplinkan masyarakat.

“Dengan begitu, seluruh warga memiliki kepatuhan. Namun, kita harapkan agar kepatuhan itu bukan hanya karena kehadiran TNI Polri, tapi karena kesadaran personal,” katanya.

Ketiga, Doni menyebut penting untuk melakukan kampanye sosial dalam upaya pencegahan. Upaya pencegahan bisa menjadi bagian dari ibadah.

Menurutnya, pendekatan ini bagus. Jika bisa melindungi diri sendiri dan melindungi oranglain dari Covid-19, maka kita akan menjadi pahlawan kemanusian.

“Imbauan ini harus digalakkan untuk kurangi sikap berani hadapi penyakit. Sikap berani hadapi penyakit ini kurang bagus. Dapat mengakibatkan kerugian diri sendiri dan lingkungan,” paparnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.