Temukan Inspirasi dari Masjid, Warga Surabaya Ciptakan Alat Sanitizer dengan Sistem Injak

oleh -54 Dilihat
oleh
Yoni Ponco Astowo bersama alat aanitizer sistem injak buatannya

SURABAYA, PETISI.CO – Di masa new normal seperti saat ini seluruh masyarakat diharuskan mendisiplinkan diri, menjalankan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Salah satu barang yang sudah menjadi kebutuhan premier bagi masyarakat luas, di masa ini adalah hand sanitizer. Cairan pembersih tangan itu kini telah sering ditemukan terpasang di tempat-tempat umum, seperti rumah ibadah, mal, kantor instansi pemerintah, hingga pusat layanan publik.

Menyikapi hal tersebut, salah seorang warga di Perumahan Dreaming Land Sememi Surabaya, bernama Yoni Ponco Astowo (54), melakukan sebuah inovasi pada wadah hand sanitizer dengan sistem pedal atau injak.

“Jadi untuk mengeluarkan cairannya, kalau biasanya dipencet dengan tangan, saya buatnya dengan sistem injak pakai kaki. Jadi ketika ada beban, cairanĀ  tersebut akan turun,” ungkap Yoni, Kamis (25/5/2020).

Wadah hand sanitizer dengan bentuk tabung itu sendiri, terbuat dari alat-alat yang lumrah ditemui pada kehidupan sehari-hari, seperti pipa PVC ukuran 1 meter dengan lebar diameter 3 dim kemudian dibagian dalamnya diisi oleh kayu dan botol cairan hand sanitizer.

Sementara itu ketika ditanya cara kerja dari wadah sanitizer injak yang dibuatnya, Yoni menjelaskan saat tuas kaki dibagian bawah tubuh alat tersebut diinjak, maka kayu yang berfungsi sebagai pendorong akan mendorong botol sanitizer. Kemudian cairan hand sanitizer akan keluar secara otomatis dari saluran yang berada di kepala alat itu.

Yoni juga menceritakan ide pembuatan alat tersebut, ketika menjumpai takmir masjid yang sering menyodorkan hand sanitizer kepada jamaah saat hendak memasuki area masjid untuk melakukan salat.

“Jadi alat ini juga secara tidak langsung dapat mengedukasi masyarakat untuk menggunakan hand sanitizer dengan praktis. Tinggal ditaruh di depan masjid dan diinjak, cairan hand sanitizer keluar otomatis. Kalau ada petugas (takmir masjid) kan mereka harus baris dulu, kadang petugas juga harus muter dulu untuk mengingatkan orang-orang,” jelasnya.

Selain itu, Yoni juga mengungkapkan jika respon yang diberikan oleh masyarakat kepada alat buatannya sangat baik dan mulai merambah ke beberapa daerah di pulau Jawa.

“Alhamdulillah, sudah ada 15 produk yang terjual. Ada dari Jakarta, Trenggalek, Sidoarjo. Terus ini ada lagi yang pesan tapi masih proses pembuatan,” jelas dia.

Alat tersebut dibandrol oleh Yoni dengan harga yang lumayan terjangkau, yaitu sebesar Rp 300 ribu per unitnya.(nan)