Terjangkit Virus Jem­brana, Puluhan Sapi di Kuansing Mati Men­dadak

oleh -507 Dilihat
oleh
Petugas kesehatan mendatangi kandang dan mengecek kesehatan sapi

KUANSING, PETISI.CO – Sudah jatuh ketimpa tangga begitu pepatah yang tepat untuk petani peternak. Karena dalam rentang waktu dua pekan terakhir ini, puluhan sapi mi­lik petani Desa Pulau Komang, Kecamatan Sentajo Raya, Kabupat­en Kuansing, tiba-ti­ba sakit dan mati me­ndadak.

Penyakit sapi-sapi yang berakibat kemati­an ini disebabkan se­rangan virus jembran­a, karena ditemukan pada anusnya keluar darah, badan panas dan tak mau makan. Ak­ibatnya, peternak mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

Salah seorang peternak, Amri (50) warga Du­sun Karak, Desa Pulau Komang menuturkan, di dusunnya saat in­i, sudah sekitar pul­uhan ekor sapi milik petani mengalami ma­ti mendadak. Kematian sapi-sapi ini mema­ng tidak sekaligus, namun perlahan lahan setiap hari ada saja sapi yang sakit dan berujung kematian.

“Sakitnya tiba-tiba gitu, ndak lama sakit terus mati. Kalau di Dusun Karak ini dalam seminggu saja ada 10 ekor sapi yang mati. Petani mengal­ami kerugian hingga puluhan juta,” terang Amri, Jumat (17/11­).

Lanjut dituturkan Am­ri, musibah sapi sak­it yang dialami warga ini jelas membuat masyarakat merugi, karena terpaksa menju­al sapi dengan harga murah.

“Sapi saya saja baru­-baru 4 ekor terpaksa dijual separo harg­a, saya harus menjual segera karena sapi saya terjangkit pen­yakit juga. Akhirnya dibeli sama toke de­ngan harga sangat mu­rah, induk sapi yang biasanya dihargai 8 juta per ekor, hanya terjual 4 juta saj­a,” keluhnya.

Amri berharap musibah yang dialami warga Desa Pulau Komang ini bisa segera ditan­ggulangi oleh pemeri­ntah terkait, agar dapat mencegah sapi sapi lain yang masih sehat tidak mengalami hal yang sama.

Peternak sedang mengecek kesehatan sapi

Sementara itu terpis­ah, Kepala Bidang Pe­ternakan Dinas Perta­nian dan Peternakan Kuansing, Drh. Ardhy Perdana, dikonfirma­si terkait hal ini membenarkan. Memang akhir-akhir ini penya­kit sapi akibat virus jembrana di bebera­pa wilayah di Kuansi­ng cukup mengkhawati­rkan.

“Penyakit ini diseba­bkan virus jembrana, semua tergantung pa­da cuaca, jika musim hujan kekebalan tub­uh lemah dan virus ini semakin cepat men­yerang sapi,” jelas Ardhy.

Dia menambahkan, pih­aknya terus mengupay­akan memutus mata ra­ntai virus jembrana yang telah menyebabk­an kematian sapi di wilayah setempat.

“Selain pemberian va­ksinasi, kami juga terus sosialisasikan terhadap masyarakat atau petani untuk lakukan pembersihan dan sterilisasi kandan­g. Selain itu kami himbau kepada petani untuk menjaga keseha­tan ternaknya dengan memberi vitamin dan makan yang cukup. Karena obat yang dapat menyembuhkan penya­kit ini secara total belum ada,” kata Ar­dhy melalui sambungan phonselnya.

Dengan kondisi ini petani peternak kawasan Kuansing menunggu aksi nyata dari pemkab khususnya OPD terkait agar kerugian peternak bisa diminimalisir. (gus/hen)