KUANSING, PETISI.CO – Sudah jatuh ketimpa tangga begitu pepatah yang tepat untuk petani peternak. Karena dalam rentang waktu dua pekan terakhir ini, puluhan sapi milik petani Desa Pulau Komang, Kecamatan Sentajo Raya, Kabupaten Kuansing, tiba-tiba sakit dan mati mendadak.
Penyakit sapi-sapi yang berakibat kematian ini disebabkan serangan virus jembrana, karena ditemukan pada anusnya keluar darah, badan panas dan tak mau makan. Akibatnya, peternak mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
Salah seorang peternak, Amri (50) warga Dusun Karak, Desa Pulau Komang menuturkan, di dusunnya saat ini, sudah sekitar puluhan ekor sapi milik petani mengalami mati mendadak. Kematian sapi-sapi ini memang tidak sekaligus, namun perlahan lahan setiap hari ada saja sapi yang sakit dan berujung kematian.
“Sakitnya tiba-tiba gitu, ndak lama sakit terus mati. Kalau di Dusun Karak ini dalam seminggu saja ada 10 ekor sapi yang mati. Petani mengalami kerugian hingga puluhan juta,” terang Amri, Jumat (17/11).
Lanjut dituturkan Amri, musibah sapi sakit yang dialami warga ini jelas membuat masyarakat merugi, karena terpaksa menjual sapi dengan harga murah.
“Sapi saya saja baru-baru 4 ekor terpaksa dijual separo harga, saya harus menjual segera karena sapi saya terjangkit penyakit juga. Akhirnya dibeli sama toke dengan harga sangat murah, induk sapi yang biasanya dihargai 8 juta per ekor, hanya terjual 4 juta saja,” keluhnya.
Amri berharap musibah yang dialami warga Desa Pulau Komang ini bisa segera ditanggulangi oleh pemerintah terkait, agar dapat mencegah sapi sapi lain yang masih sehat tidak mengalami hal yang sama.
Sementara itu terpisah, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Kuansing, Drh. Ardhy Perdana, dikonfirmasi terkait hal ini membenarkan. Memang akhir-akhir ini penyakit sapi akibat virus jembrana di beberapa wilayah di Kuansing cukup mengkhawatirkan.
“Penyakit ini disebabkan virus jembrana, semua tergantung pada cuaca, jika musim hujan kekebalan tubuh lemah dan virus ini semakin cepat menyerang sapi,” jelas Ardhy.
Dia menambahkan, pihaknya terus mengupayakan memutus mata rantai virus jembrana yang telah menyebabkan kematian sapi di wilayah setempat.
“Selain pemberian vaksinasi, kami juga terus sosialisasikan terhadap masyarakat atau petani untuk lakukan pembersihan dan sterilisasi kandang. Selain itu kami himbau kepada petani untuk menjaga kesehatan ternaknya dengan memberi vitamin dan makan yang cukup. Karena obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini secara total belum ada,” kata Ardhy melalui sambungan phonselnya.
Dengan kondisi ini petani peternak kawasan Kuansing menunggu aksi nyata dari pemkab khususnya OPD terkait agar kerugian peternak bisa diminimalisir. (gus/hen)