Tertutupi Lapak Triplek, 29 Pedagang Lama Menganto Tutup Kios

oleh -150 Dilihat
oleh
Kios para pedagang lama yang tertutup kios dari triplek, kini hanya kelihatan atapnya saja.

JOMBANG, PETISI.COSebanyak 29 pemilik stand (kios) di Pedukuhan/Desa Menganto, Mojowarno, Kabupaten Jombang, menutup tempat dagangan mereka. Ini setelah dibangunnya lapak baru sejak Desember 2020 lalu. Bangunan dari triplek itu menutupi kios mereka.

Keluhan para pedagang itu pun didengar pihak Muspika Mojowarno. Lalu dimediasi, menampung keluhan mereka dan dicarikan solusinya. Yaitu, menyarankan agar kios terbuat dari triplek itu segera dibongkar.

Choirul Anam, Wakil Ketua BPD Pedukuhan Menganto.

Tapi keinginan pemilik kios lama di tanah ganjaran (Kas Desa, red) Menganto, belum terealisasi. Sampai sekarang belum ada tanda tanda dibongkar.

Deretan lapak yang dibangun dengan menutupi kios pedagang lama itu berada di tanah di pinggir Jalan Selorejo-Ceweng. Masuk wilayah RT 09/RW 02, Pedukuhan/ Desa Menganto.

Dari informasi di lapangan, kios berukuran 4 m x 4 m itu berjumlah sekitar 24 petak. Terbuat dari kayu dan triplek. Ditempati warung nasi, kopi, buah, degan, sayuran, dan sebagainya.

Choirul Anam, Wakil Ketua BPD Pedukuhan Menganto membenarkan, bahwa para pedagang kios lama mengeluhkan keberadaan lapak yang dibangun secara dadakan itu. Tanpa dimusyawarahkan lebih dulu.

“Akibat dibangunnya bedeng atau lapak triplek tersebut, sebanyak 29 kios warga tertutup. Hanya kelihatan atapnya saja dari Jalan raya. Jalan masuk ke kios warga sempit, tidak bisa dilewati,” kata Choirul Anam kepada petisi.co, belum lama ini.

Dikatakan, karena tertutup lapak triplek itulah pedagang memilih tidak berjualan. Tidak ada pembeli, dan perekonomian warga pun macet total. Apalagi dalam kondisi pandemi covid-19 seperti sekarang ini.

Di kios lama, ada yang berjualan sembako, warung makan, warung mie, warung bakso, sablon, kios sepeda dan lain lain. Apa yang dibutuhkan masyarakat, ada di sana.

“Sekarang ini kios pedagang tidak kelihatan dari jalan. Harusnya, lapak triplek itu bisa dipindahkan ke sebelah barat yang tanahnya masih kosong,” tutur Choirul, berharap pihak terkait (Kelurahan dan Muspika) memperhatikan keluhan pedagang.

Masih kata Choirul, keluhan pedagang sudah pernah diadukan ke Muspika Wojowarno secara lisan. Pihak Muspika pun merespon, dan dilakukan musyawarah.

Pada musyawarah, yang dihadiri para pedagang kios lama, menyarankan agar lapak dipindahkan. Karena menganggu kios yang ada lebih dulu, sebagaimana yang dikeluhkan pedagang selama ini.

Sementara itu Lurah Menganto, Yunus, yang dihubungi petisi.co melalui pesan WhatsApp (WA), membenarkan polemik tentang pembangunan lapak triplek tersebut.

Namun ketika ditanya lebih jauh persoalan yang terjadi sebenarnya, Lurah Yunus belum berkomentar karena sibuk.

“Ken sek nggeh tasek ngurusi warga (sebentar ya masih mengurusi warga,-red),” kata Yunus singkat, Jumat (12/3/2021). (pri)

No More Posts Available.

No more pages to load.