Tiba di Jember, 31 PMI Diisolasi

oleh -73 Dilihat
oleh
PMI yang tiba di Jember mendapat pengarahan.

JEMBER, PETISI.COPemberlakuan Protokol Kesehatan bagi warga Jember dari luar negeri yang pulang kampung, seperti yang telah dicanangkan Bupati Jember, Hendy Siswanto, sepertinya tidak main–main, seperti yang telah diterapkan kepada 31 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru saja tiba, kini mereka diisolasi selama tiga hari di Hotel Kebon Agung, Jumat (07/05/2021) malam.

Tampak menyambut kedatangan PMI, Plt Kepala Disnaker, Muspika Kaliwates beserta anggota, Penanggung Jawab Hotel Kebon Agung, Satpol PP Mako dan Puskesmas Jember Kidul.

Penanganan kepulangan PMI itu, menurut Plt Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Jember Bambang, Edy Santoso telah dilaporkan kepada Bupati Jember, yang menjelaskan 31 PMI yang tiba di Kabupaten Jember, pada Jumat 07 Mei 2021, pukul 18.00 – 18.30 WIB, sementara harus menjalani isolasi.

“Berdasarkan hasil SWAB yang dilakukan di Asrama Haji Sukolilo, dinyatakan dalam kondisi sehat dan hasil SWAB negative,” Kata Bambang.

Selanjutnya para PMI tersebut, setelah menjalani karantina selama 3 hari di Hotel Kebon Agung, akan dilaksanakan swab kedua terhitung 5 hari setelah swab yang dilaksanakan di Asrama Haji Sukolilo.

“Perkembangan kesehatan mereka dalam pantauan Dinas Kesehatan,” kata Bambang.

Saat menerima PMI, Kabid Transmigrasi dan PMI Emi Sri Winarni meminta kepada para PMI agar bersabar menjalani prosedur protokol kesehatan, yang diterapkan pemerintah Kabupaten Jember.

“Sabar ya bapak ibu, ini semua demi kepentingan kita bersama,” kata Emi.

Menurut Plt Kepala Dinas Perhubungan Jember Siswanto, sesuai petunjuk Bupati Jember, penjemputan kepulangan dari Asrama Haji Sukolilo Surabaya menuju Jember, telah difasilitasi Dishub Jember dengan menggunakan 1 unit Kendaraan sosialisasi dan 1 Unit Bus Wisata.

“Sesampainya di Kebon Agung, PMI di bawah kendali Disnaker Jember,” ujarnya.

Sedangkan Kapolsek Kaliwates, Kompol Edy Sudarto, yang juga turut menyambut kedatangan PMI itu mencoba memberikan pengertian kepada para PMI, agar tindakan karantina yang dilakukan Pemkab Jember dapat dipahami.

Kompol Edy membandingkan kesadaran hukum masyarakat Malaysia, yang menurutnya lebih tinggi dibanding dengan warga Jember.

“Mon reng Jember karepah dibik pokok nyaman (Red : Kalau orang Jember masih semaunya sendiri pokok enak),” katanya sambil berseloroh.

Kata Kompol Edy, tindakan karantina bukan bermaksud menyiksa para PMI, tetapi karantina dilakukan demi keselamatan semua.

“Karena yang kita hadapi, yang kita lawan itu, kita tidak tahu, kita hanya ngomong Covid-19 itu virus, tetapi modelnya kayak apa kita gak bisa ngomong, kita punya senjata, punya tank tapi gak bisa melawan itu,” ujarnya.

Salah satu cara melawannya, menurut Kompol Edy dengan menerpakan Protokol Kesehatan, seperti yang sudah dianjurkan pemerintah.

“Jangan sampi bapak ibu setelah menjalani karantina, sesampai di rumah bertindak semaunya, jangan ya, nanti maunya bersenang-senang ketemu keluarga malah jadi petaka,” tegasnya.

Kompol Edy menyebut peristiwa di Negara India, dengan munculnya cluster baru, hingga pemerintah mengalami kewalahan, sudah tidak ada lagi tempat menangani kremasi orang yang meninggal mencapai lebih dari 20 juta jiwa.

“Apa kita mau seperti itu, karenanya upaya karantina ini tolong dijadikan beban, bapak ibu jangan grundel, jangan ada kalimat, apa ini pak pulisi, apa ini pemerintah, orang saya juga kebebasan, jangan ya,” tegasnya.

Kompol Edy memohon kesadaran para PMI untuk mematuhi ketentuan yang ada, untuk membantu pemerintah yang telah susah payah menangani dan menekan berkembangnya pandemic Covid 19.

“Jangan sampai nanti, karena tidak ada pulisi, tidak ada tentara terus bapak ibu kabur, jangan ya,” pintanya. (mmt)

No More Posts Available.

No more pages to load.