Tim CSR Unitomo Membantu Program Pemkot Surabaya Mengurangi Anak Tidak Sekolah  

oleh -123 Dilihat
oleh
Rektor Unitomo foto bersama dengan seluruh adik asuh dan pendamping.

SURABAYA, PETISI.CO – Tim CSR (Campus Sosial Responsibility) Unitomo dinilai sangat membantu program Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam mengurangi anak tidak sekolah dan menjaring anak putus sekolah untuk kembali sekolah lagi.

Rendra Octovian, Koordinator Program CSR Dinas Sosial Kota Surabaya mengatakan, saat ini Dinas Sosial telah bekerja sama dengan 16 Universitas yang ada di Suarabaya dalam bidang CSR. Untuk tahun 2019 ini merupakan kerja sama yang kelima dengan Universitas dr Soetomo.

“Kami sudah melakukan CSR pendampingan anak tidak sekolah dan putus sekolah dengan Unitomo sejak tahun 2014. Kerja sama setiap tahunnya sangat membantu Dinas Sosial untuk menangani anak tidak sekolah maupun putus sekolah,” jelas Rendra saat Gathering bersama adik asuh dan Tim Campus Sosial Responsibility (CSR) Unitomo, Minggu (17/11/19).

Rendra juga mengatakan, tujuan dari CSR ini cegah anak tidak sekolah dan anak putus sekolah kembali sekolah. Tim CSR Unitomo ini tidak hanya sebatas mencegah anak tidak sekolah dan mengembalikan anak putus sekolah kembali ke sekolah tetapi juga melakukan pendampingan keluarganya.

Salah satu adik asuh dibantu mahasiswi pendamping saat lomba mewarna.

“Misalnya, anak yang didampingi belum memiliki akte atau BPJS, Tim CSR akan membantu dalam pengurusan,” tambah Rendra.

Untuk tahun depan, Tim CSR akan menggunakan format yang baru. Format tahun depan akan ditingkatkan lebih baik, sederhana, efektif, dan efisien dalam prosesnya.

Dalam acara Gathering bersama adik asuh dan Tim Campus Sosial Responsibility (CSR) Unitomo, Rektor, Bachrul Amiq dalam sambutannya, pendampingan merupakan implemenrasi MoU antara Unitomo dengan Pemerintah Kota Surabaya. Tahun ini memasuki tahun tahun kelima Unitomo menggelar Program CSR.

“Wali kota ingin universitas turut andil dalam mengatasi permasalahan kota, seperti ancaman putus sekolah,” jelasnya.

Rektor Unitomo memberikan sambutannya.

Anak asuh tersebut dipilihkan oleh Pemkot melalui data anak putus sekolah yang ada di Surabaya. Sedangkan Unitomo bertugas menyediakan 30 mahasiswa pendamping untuk mengawal 30 siswa.

Para pendamping bertugas menjaga, agar mereka tidak putus sekolah dan menyelesaikan problem yang dialami adik asuh, seperti tidak mendapat Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau kesulitan melengkapi dokumen pendidikan, serta melakukan pendekatan.

“Kami mendapat data anak putus sekolah dan Unitomo sudah mengembalikan 30 anak kembali sekolah,” tutur Rektor Amiq.

Pendampingan dilakukan sejak Mei. Sebelumnya, pendamping melewati proses seleksi dari internal kampus. Tugas pendamping adalah mengawal proses belajar.

“Mahasiswa kita upayakan tidak menjadi Sinterklas, tapi kita upayakan untuk melakukan pendampingan,” tandasnya.

Di kesempatan itu, Amiq juga memberikan tali asih secara langsung kepada sekitar 30 anak damping berupa tiga buah sepeda, aneka suvenir, alat tulis, dan uang saku. Gathering bersama adik asuhnya juga diwarnai dengan berbagai kegiatan lomba menarik seperti baca puisi, menggambar, dan menyanyi. Upaya ini agar terus memotivasi adik asuh program CSR Surabaya agar terus belajar dan mengasah prestasi dan bakat mereka. (cah)

No More Posts Available.

No more pages to load.