Tingkatkan Gairah Ekspor Import, UMKM Dinkop Lamongan Gandeng GPEI

oleh -158 Dilihat
oleh
Temu Usaha Dinkop dan UMKM dengan Dunia Usaha.

LAMONGAN, PETISI.CO – Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Lamongan menggandeng Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Provinsi Jawa Timur untuk menumbukan gairah para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar mengeksporkan produknya.

“Dengan adanya pelatihan ini semoga bisa dimanfaatkan betul oleh UMKM, agar memiliki gairah untuk bisa mengeksporkan produknya. Kemudian nanti dari GPEI yang bisa membantu memasarkan ke luar negeri,” ujar Agus Suyanto usai memberikan pelatihan kepada sejumlah UMKM Lamongan, Rabu (21/10/2020).

Meskipun kondisi ekonomi Lamongan telah diguncang pandemi Covid-19, kata Agus, tetapi gairah UMKM di Kabupaten Lamongan sungguh luar biasa untuk tetap semangat produksi.

“Mereka (UMKM) saat ini mulai tumbuh lagi, baik pemasaran melalui offline maupun online juga sudah berjalan. Bahkan sudah ada yang mengekspor produksnya ke negara Timur Tengah, Asia bahkan sampai eropa berupa kopi giras, tas dan tenun,” akunya.

Di masa pandemi ini para pelaku UMKM tersebut masih mengalami kendala, mantan pejabat Inspektur Kabupaten Lamongan ini menjelaskan, dalam hal permodalan untuk mengembangkan usahanya.

“Untuk mengembangkan usaha mereka pasti membutuhkan modal. Selain itu juga dalam hal pemasaran. Untuk itu kami menggandeng GPEI dan berkoordinasi dengan pemerintahan sektor yang lain,” tuturnya.

Dia menambahkan, meski saat ini mereka belum bisa secara maksimal menyerap para pengangguran tetapi kalau menyerap tenaga kerja itu bisa lebih besar dari perusahaan yang ada di Lamongan.

“Perusahaan berskala besar yang beroperasi di Lamongan sekitar 50 itu saja tenaga kerjanya mungkin 10-20 ribu. Bisa dibayangkan kalau dari 200 ribu UMKM bisa meningkat akan berdampak luar biasa dalam menyerap tenaga kerja,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Industri dan UMKM GPEI Provinsi Jawa Timur, Wahyu Kusumo Hadi menuturkan, memiliki program pelatihan dan pendampingan kepada pelaku UMKM agar siap mengeksporkan produknya.

“Program ini kami laksanakan di 5 (lima) Kabupaten/Kota, yakni Lamongan, Mojokerto, Gresik, Sidoarjo dan Surabaya selama periode satu tahun mulai awal bulan September 2020 sampai dengan Agustus 2021,” kata Wahyu Kusumo Hadi.

Wahyu menjelaskan pelatihan-pelatihan ini mulai dari bagaimana produk dari pelaku UMKM memiliki kualitas dan bagaimana membentuk sumber daya manusia siap memenuhi permintaan dalam jumlah besar negara lain.

“Semakin kesempatan ekspor terbuka akan meyerap banyak tenaga kerja. Karena sekali ekspor satu container akan diselesaikan oleh beberapa tenaga kerja itu terus kami lakukan pelatihan sampai pendampingan hingga naik ke kapal,” ujarnya.

Dia menjelaskan, pelatihan dan pendampingan bagi pelaku UMKM yang produknya sudah siap ekspor tidak main-main langsung dari pihak ekspor, seperti kepabeanan, bea cukai dan pelindo.

“Bahkan dari unsur perbankan sudah memberikan solusi untuk permodalan. Karena Bank Jatim sebagai sponsor dan mensupport kegiatan ini akan memfaslitasi apabila ada pelaku UMKM yang mendapat permintaan atau order dari buyer,” ucap Wahyu.

Mengenai potensi pelaku UMKM untuk mengeskporkan produknya, Wahyu menyampaikan, sudah sangat bagus namun masih ada yang perlu dibenahi dalam hal packaging dan ingredient bahan bakunya.

“Kualitas produk sudah sangat bagus tinggal nanti dibenahi packaging dan ingredientnya dan kadaluarsanya untuk produk makanan dan minuman itu perlu ditampilkan,” aku Wakil Ketua Bidang Industri dan UMKM GPEI Provinsi Jawa Timur usai memberikan pelatihan dan pendampingan pelaku UMKM Lamongan. (ak)

No More Posts Available.

No more pages to load.