MALANG, PETISI.CO – Wanita sangat rentan terkena infeksi pembuluh darah arteri dan vena. dr. Artono Isharanto, Sp.B-TKV salah satu narasumber dalam seminar nasional, mengungkapkan, utamanya pada wanita yang memasuki menopause sangat rentan terkena luka kronis.
Hanya saja, beruntung bagi wanita yang masih memproduksi hormon Estrogen yang dapat menghambat timbulnya luka kronis diakibatkan oleh gangguan pembuluh darah arteri dan vena.
Seminar tersebut bertemakan, Update Science and Wound Management of Vascular Ulcer (Venous and Arterial Ulcer), yang digelar di ruang Melati lantai III RSSA Malang, Senin (1/10/2018).
Ditambahkan, spesialis Vascular ini kebanyakan pasien datang dalam kondisi yang sudah parah. Dimana pada beberapa bagian tubuh, telah terjadi infeksi.
“Kalau sudah terjadi ya harus di lakukan amputasi, karena Jika tidak maka dikhawatirkan virus akan merambah,” jelasnya didepan ratusan peserta seminar.
Sementara itu CEO Pedis Care, Ahmad Hasyim Wibisono, juga menjelaskan bahwa tema yang diambil dalam seminar ini sedikit berbeda yaitu fokus mengenai update pengetahuan dan skill dalam perawatan luka kronis yang diakibatkan oleh gangguan pembuluh darah arteri dan vena.
“Jadi temanya memang unik ya, mengenai perawatan luka kronis yang sulit sembuh,” ungkapnya.
Seminar dan workshop acara ini diselenggarakan, selain untuk memperbarui ilmu kesehatan para praktisi, juga sebagian hasil dari seminar ini akan disalurkan kepada pasien dengan luka kronis yang mengalami kesulitan biaya. Oleh karenanya kegiatan ini pun diberi tajuk sebagai seminar amal.
“Kami mengadakan seminar untuk meng-upgrade pengetahuan teman–teman perawat, dan juga sepuluh persen dari uang tiket akan kami sumbangkan kepada masyarakat kurang mampu yang sedang dalam proses pengobatan luka kronis,” ungkap Dosen PSIK-FKUB tersebut.
Meski demikian, seminar yang diselenggarakan di Gedung Majapahit RSUD Dr.Saiful Anwar Malang ini menghadirkan pembicara yang ahli dalam bidangnya. Di antaranya dr. Artono Isharanto, Sp.B-TKV, dan Ns.Arum Ratna Pratiwi, SKep ETN. Sedangkan untuk workshop-nya, disampaikan oleh Ahmad Hasyim Wibisono.(ris/eka)
