Trader Surabaya Beberkan Pengalaman Rugi Saat Pertama Kali Masuki Dunia Forex

oleh -836 Dilihat
oleh
Grafik GBP/USD terpantau pukul 15.00 hari Jumat (25/6/2021). (ist)

SURABAYA, PETISI.CO – Dalam menjalankan bisnis forex, banyak pemula yang mencari berbagai sumber pembelajaran untuk mengais sebanyak-banyaknya cuan dengan hanya bermodalkan Smartphone. Salah satu materi yang paling sering didengar, namun cenderung sulit dilakukan yakni soal managemen keuangan.

Seperti yang dialami oleh Mizbakhun, salah satu trader forex di Surabaya yang pernah mengalami kerugiaan hingga 5 juta dengan aset Dolar AS dan Poundsterling, lantaran tidak dapat melakukan managemen emosi dengan baik.

“Awal saya mulai trading dengan modal Rp 500 ribu. Kemudian saya mendapatkan keuntungan hingga Rp 1,5 juta. Kemudian saya tarik dan prosesnya cuman sehari doang,” ungkap Mizba, sapaan akrabnya saat diwawancarai via ponsel, Jumat (25/6/2021).

Mizba mengungkapkan, dari keuntungan itu ia kembali deposit dengan jumlah Rp 1 juta. Kemudian, ia menerapkan metode scalping yang mana metode tersebut dikhususkan untuk mengambil keuntungan per hari.

“Dari situ awal kerakusan saya. Sempat saya waktu jam open posisi buy, jam 3 untung Rp 200 ribu. Saya akhirnya tunggu siapa tau bisa naik lagi, kemudian saya lihat jam 6 rugi ada Rp 700 ribu,” ujarnya.

Namun, karena setengah jam kemudian kerugian sudah mencapai 850 ribu ia pun mendepositkan kembali uangnya sebanyak Rp 2 juta supaya tidak terkena margin call.

“Akhirnya, aku nambah Rp 2 juta biar ga kena margin. Nah aku tunggu dan sempat naik lagi grafiknya sampai kerugian ada kalau ngga salah Rp 500 ribu,” kata Mizbah.

Namun, karena melihat kesempatan yang menurutnya bagus, pada pukul 8 malam ia pun kembali melakukan deposit Rp 2 juta. Tidak hanya itu, ia kembali memasang posisi sebanyak dengan jumlah Rp 1 juta.

“Nah jam 1 malam saya buka lagi, ternyata margin call. Turun drastis 200 pips lebih. Melayang sudah Rp 5 juta,” paparnya.

Ia mengakui bahwa dirinya sangat stres karena uang tersebut merupakan tabungannya selama 2 tahun. Di tabungannya kini hanya ada sisa uang sebanyak Rp 1 juta.

“Akhirnya saya memutuskan buat berhenti sejenak. Tenangkan diri dan mencoba untuk open posisi dengan jumlah yang lebih kecil nantinya,” urai Mizba.

Selain Mizbakun, seorang pengusaha UMKM kerajinan tangan di Surabaya bernama Dito juga mengalami hal yang sama. Namun, bedanya ia hanya kehilangan dana sebesar Rp 2 juta.

“Saya karena gak pakai belajar, gak pakai baca, langsung gas. Karena prinsip saya belajar dari pengalaman,” ucapnya.

Menurutnya, dalam penerapan teori yang didapatkan dalan berbagai sumber, jangan terlalu mempercayai sepenuhnya apa kata ‘mentor’. Terlebih lagi, bila mereka meminta sejumlah uang untuk memberikan sinyal setiap hari.

“Soalnya kan managemen keuangan seseorang itu berbeda-beda. Begitupun juga dengan managemen emosi. Ada seseorang yang loss kemudian balas dendam dengan depo lagi, malah tambah hilang. Ada juga yang stres karena kehilangan banyak uang dan melampiaskan kemarahan pada brokernya,” tutur Dito.

Kendati demikian, dirinya menambahkan bahwa tidak benar-benar ada ilmu pasti dalam dunia perdagangan mata uang, aset maupun kripto. Ia juga mengklaim bahwa tidak sedikit orang yang menjadikan forex sebagai ajang judi, bukan berdagang.

“Kebanyakan orang ngga sadar mereka sedang berjudi, bukan berdagang. Karena itu perlu adanya analisis, terutama dari historical dan yang pasti adalah memantau kalender forex,” pungkas Dito. (dwd)

No More Posts Available.

No more pages to load.