Tunjukkan Konsistensi, Warga Desa Adat Ungasan, Denpasar dan Seminyak Dirikan Baliho Baru

oleh -67 Dilihat
oleh
Pendirian Baliho BTR oleh Seminyak

DENPASAR, PETISI.CO – Warga dari Desa Adat/Pakraman Ungasan, Seminyak dan Denpasar secara serentak dalam satu hari melakukan pemasangan baliho-baliho baru tolak reklamasi Teluk Benoa.

Pemasangan baliho baru tersebut adalah bentuk konsistensi dari warga untuk terus menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa. Selain itu, pemasangan baliho untuk mengganti baliho-baliho lama yang telah rusak dimakan usia. Pendirian baliho yang dilakukan secara serempak

Di Desa Adat Ungasan, salah satu Desa Adat yag berada di wilayah Kuta Selatan, Kabupaten Badung, sekitar pukul 10.00 wita pemuda Ungasan sudah mulai bergotong royong untuk mendirikan baliho di depan Kantor Kepala Desa.

I Made Budiasa, salah seorang pemuda yang mengkoordinir kegiatan tersebut menyampaikan bahwa saat melihat baliho didepan Kantor Kepala Desa tersebut rusak diterpa angin kencang, mereka segera mencetak baliho baru.

“Ada yang rusak ya kita segera bikin lagi untuk menunjukkan bahwa kami tetap konsisten menolak reklamasi,” terangnya.

Di Desa Pakraman Denpasar, pemasangan baliho dilakukan di 3 titik yaitu di perempatan kuburan Badung, Perempatan Puri Pemecutan dan di Jalan Hasanudin. Pemasangan baliho-baliho tolak reklamasi Teluk Benoa di Denpasar dimulai sekitar pukul 16.00 wita.

Kompiang Astika Jaya yang merupakan Koordinator kegiatan BTR di Desa Pekraman Denpasar menjelaskan bahwa peremajaan baliho-baliho ini sudah yang ke-4 kalinya agar tidak mengganggu keindahan Kota Denpasar.

Saat ditemui saat pemasangan baliho, Kompiang Astika menyampaikan, “Kami warga Desa Pakraman Denpasar konsisten dalam perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa bersama masyarakat lainnya di Bali dibawah pimpinan Dwi Tunggal, Pasubayan Desa Adat/Pakraman Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa dan ForBALI.”

Sedangkan di Desa Adat Seminyak, pemasangan baliho dilakukan para pemuda yang tergabung dalam ST. Eka Bhuana Tunggal Budhi (EBTB). Pemasangan baliho di Seminyak berlangsung meriah karena diiringi gambelan tradisional Bali, baleganjur. Pemasangan baliho yang dipimpin oleh Ketua STT. EBTB, I Nyoman Desa Diatmika juga dihadiri dan disaksikan langsung oleh Bendesa Adat Seminyak I Nyoman Sudana.

Di dalam kesempatan tersebut, I Nyoman Desa Diatmika menegaskan bahwa pendirian baliho tersebut merupakan bentuk keseriusan para pemuda seminyak dalam melakukan perlawan terhadap rencana reklamasi teluk benoa. Menurutnya, pemuda harus menjadi motor gerakan peralawan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa.

“Inilah bentuk keseriusan warga Seminyak yang dimotori para pemudanya untuk terus menerus melakukan perlawanan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa,” ujarnya.

Melalui baliho yang mereka pasang pada pemasangan baliho pada hari Minggu 11 Juni 2017, kesemua Desa Adat/Pakraman menyampaikan pesan penolakan reklamasi Teluk Benoa secara tegas. Desa Adat Ungasan mengusung pesan stands up against the reclamation of benoa bay.

Desa Adat Seminyak, sebagai kawasan pariwisata para pemuda menyerukan, reject the reclamation project of benoa bay. Sedangkan di Desa Pakraman Denpasar, Tolak Reklamasi Teluk Benoa, Batalkan Perpres 51/2014.(kev)