SURABAYA, PETISI.CO – Ratusan pengungsi internasional yang berasal dari Afganistan dan tinggal di Tempat Penampungan Puspa Agro, hari ini mendatangi Kanwil Kemenkumham Jawa Timur (Jatim) di Jalan Kayoon. Pengungsi tersebut terlihat berjajar dengan rapi di depan Kanwil Kemenkumham Jatim sejak pukul 10.00 WIB, dengan membawa beberapa poster yang bertuliskan permintaan bantuan.
“Parlemen of Indonesia, please take decision for the future of refugees. Tolong ambil tindakan untuk masa depan pengungsi,” tulis salah satu banner yang dibawa para pengungsi.
Selain itu, salah satu orator terdengar meneriakan permintaan bantuan yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo. Dalam orasinya, pihaknya sudah lelah menunggu pemerintah yang tidak juga menentukan nasibnya.
“Bapak Jokowi kami minta tolong, sudah 10 tahun, kami sudah capek. Polisi kami minta tolong, kami sudah capek, cukup, Bapak Jokowi, bantu kami. We want justice, process, process, we want process,” ujarnya.
Sejurus kemudian, tiga orang perwakilan massa pengungsi, yakni Muhammad Alif, Muhammad Asbari dan Asad, diajak masuk ke Kanwil Kemenkumham Jatim, untuk melakukan audiensi. Di dalam, para perwakilan pengungsi Afghanistan itu ditemui oleh Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim Jaya Saputra, Karudenim Setyo Budiwardoyo dan Kapolsek Genteng Kompol Wisnu S Kuncoro.
Salah satu perwakilan massa sekaligus translator, Alfi mengatakan bahwa para pengungsi Afghanistan tersebut membutuhkan bantuan agar bisa segera berangkat ke negara ketiga.
“Kami sudah 11 tahun berada di Indonesia, namun belum mendapat keputusan kapan segera berangkat,” kata Alfi, saat melakukan audiensi dengan perwakilan Kanwil Kemenkumham Jatim.
Ia menyatakan, para pengungsi sudah menyuarakan aspirasi ke Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) sejak 2011. Namun, pihaknya hanya diberikan janji.
“Sebenarnya kami ke Indoensia hanya untuk transit saja. Tapi selama ini menunggu sudah belasan tahun,” paparnya.
Ketidakjelasan tersebut, lanjutnya, membuat para pengungsi Afghanistan cemas. Hal itu, ditambah lagi dengan situasi politik negara negara asalnya yang saat ini semakin tidak menentu.
“Kami percaya bahwa sekarang merupakan waktu yang tepat untuk mencari perhatian negara donor, sehingga mereka dapat membantu kami” ucap Alfi.
Sementara itu, dalam audiensi, Jaya menyampaikan keprihatinannya atas kondisi yang dialami para pengungsi. Ia berharap persoalan yang dialami mereka bisa segera mendapatkan jalan keluar. Selain itu, dirinya menjanjikan bakal menampung semua keluhan yang sudah disampaikan oleh para pengungsi. Dia juga berjanji bakal menyampaikan aspirasi tersebut ke pemerintah pusat.
“Karena bukan porsi kami untuk mengambil kebijakan,” kata Jaya saat menanggapi keluhan para pengungsi.
Saat ini, total ada 396 pengungsi internasional dari 14 negara di Jatim. Paling banyak berasal dari Afghanistan dengan 283 orang. Mereka tersebar di Pusat Akomodasi Puspa Agro, Pusat Akomodasi Green Bamboo maupun Pengungsi Mandiri. (dwd)