UB-UNESCO Perkuat Diplomasi Budaya Melalui Wayang “Karakter Brawijaya”

oleh -109 Dilihat
oleh
Pertunjukan wayang merupakan kolaborasi resmi UB dan UNESCO ini menampilkan lakon Bhinneka Tunggal Ika.

Malang, petisi.co – Universitas Brawijaya (UB) meresmikan posisinya sebagai International Workstation dalam jaringan UNESCO Chair on Creativity and Sustainable Development in Rural Areas melalui penyelenggaraan pagelaran budaya bertajuk “Wayang Karakter Brawijayan”, yang digelar di Selasar Gedung Rektorat UB.

Pagelaran ini menjadi simbol komitmen UB untuk menguatkan diplomasi budaya, memperluas jejaring internasional, serta mengintegrasikan kreativitas dan kearifan lokal dalam agenda pembangunan berkelanjutan.

Pertunjukan yang merupakan kolaborasi resmi UB dan UNESCO ini menampilkan lakon “Bhinneka Tunggal Ika” (Pangeran Sutasoma), yang dibawakan oleh dua dalang muda, Haidar Khalilur Bilad dan Atsqo Annafi Anwar.

Bersama dukungan Globalizing Universitas Brawijaya (GUB), Fakultas Ilmu Budaya dan Sanggar GSA, kisah Sutasoma disajikan sebagai refleksi nilai persatuan, toleransi, dan kemanusiaan yang relevan dengan konteks global dan sejalan dengan mandat UNESCO.

Acara ini semakin terasa bernuansa internasional melalui kehadiran dua mahasiswa asing sebagai Master of Ceremony, yaitu Reema Sami Ibrahim Balousha dari Palestina (Program BIPA) dan Sif Eddine Benzid dari Aljazair (S1 Sastra Inggris).

Keduanya memandu jalannya acara secara trilingual (bahasa Jawa, Indonesia, dan Inggris) dan membuat atmosfer peresmian semakin hidup serta merepresentasikan semangat internasionalisasi UB.

Kehadiran delegasi UNESCO juga menjadi sorotan utama malam itu. Para tamu kehormatan yang hadir terdiri dari Prof. Xiang Hardy Yong, Prof. Apichart Intravialt, Prof. Si Bumkim, Prof. Huang Zhixiong, Xu Liangjia, dan Dr. He Yifei.

Pagelaran ini menjadi simbol komitmen UB untuk menguatkan diplomasi budaya, memperluas jejaring internasional

Kunjungan mereka merupakan bentuk dukungan langsung terhadap penunjukan UB sebagai workstation UNESCO dan memperkuat kolaborasi global dalam pengembangan kreativitas, pelestarian budaya, dan pembangunan pedesaan berkelanjutan.

Rangkaian acara dimulai dengan pembukaan oleh MC internasional, diikuti dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Sambutan disampaikan Koordinator Globalizing UB, Dr. Anni Rahimah, SAB., MAB., Ph.D., yang menegaskan bahwa diplomasi budaya melalui pagelaran wayang merupakan langkah strategis UB dalam menghadirkan nilai-nilai lokal ke panggung dunia.

Selanjutnya,  Nikolen Pujiningtyas memperkenalkan instrumen gamelan sebagai bagian dari edukasi budaya. Prof. Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc. juga turut menyampaikan narasi budaya terkait filosofi Karakter Brawijayan yang menjadi landasan pembentukan identitas UB.

Selain para pimpinan UB, acara ini turut dihadiri oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Sumbawa sebagaimana tercantum dalam undangan resmi.

Kehadiran mereka menunjukkan keterhubungan antara UB, pemerintah daerah, dan UNESCO dalam upaya memperkuat kreativitas dan keberlanjutan di tingkat lokal dan regional.

Pagelaran wayang yang berlangsung selama satu jam tersebut tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi medium pendidikan karakter dan diplomasi budaya.

Nilai “Bhinneka Tunggal Ika” yang diangkat dalam lakon menjadi pengingat bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa dan relevan sebagai pesan global bagi masyarakat dunia.

Dengan terselenggaranya pagelaran budaya ini, UB menegaskan perannya sebagai universitas yang mampu menjembatani kearifan lokal dengan gagasan global.

Peresmian sebagai International Workstation UNESCO menjadi tonggak awal bagi UB dalam memperluas kontribusi internasionalnya, sekaligus mempromosikan budaya Nusantara sebagai fondasi kreativitas dan pembangunan berkelanjutan.(cah)

No More Posts Available.

No more pages to load.