Unjuk Visi Misi Hingga Tukar Argument, Debat Kandidat PSI Berjalan Seru

oleh -100 Dilihat
oleh
Debat kandidat Bacawali Kota Surabaya Uutuk pilwali 2020 secara daring. (Ist)

SURABAYA, PETISI.CO – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyelenggarakan debat secara daring atau online untuk menjaring Bakal Calon Wali Kota (Baca Wali) Surabaya yang akan maju di Pilwali Kota Surabaya 2020, Sabtu (4/7/2020).

Terdapat lima kandidat yang saling berlomba di dalam debat yang merupakan bagian dari konvensi itu , yaitu Andy Budiman, Budi Santoso, Dwi Astutik, Sally Azaria, dan Zahrul Azhar Asumta.

Ketika setiap bacawali diberikan kesempatan memeparkan visi dan misinya, Seperti, Andy Budiman yang mengatakan pandangan kedapannya untuk Surabaya, yakni maju dan mampu sejajar dengan kota-kota modern di dunia.

“Surabaya ke depan, dalam pandangan saya harus diperhitungkan sebagai salah satu kota yang sejajar dengan kota-kota modern di dunia,” jelas Andy.

Selain Andy, ada Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang menegaskan, bahwa Kota Surabaya harus kembali pada jati dirinya sebagai kota perdagangan dan maritim.

“Kami ingin mengambalikan Kota Surabaya sebagai kota Indramadi (industri, dagang, maritim, dan pendidikan). Karena itu, potensi-potensi yang ada di Surabaya ini akan kita dapatkan secara bersinergi dan membangun komunikasi,” kata Gus Hans.

Lanjutnya, Ia juga ingin membangung Surabaya sebagai kota yang berkarakter dan berdaya saing global dengan tetap memegang nilai-nilai budaya yang ada.

“Visi saya adalah muwujudkan Surabaya, kota yang berkarakter dan berdaya saing global yang berbasis kultur dan budaya,” jelas dia.

Sedangkan Budi Santoso ingin Surabaya makmur dan warganya sentosa dengan menitik beratkan pada bidang maritim, kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan Iptek.

Dewi Astuti dengan tekad membangun budaya birokrasi yang akuntabel, transparan, dan melayani rakyat. Kemudian, Sally Azaria munculkan pandangan “Better Light” untuk Kota Surabaya. Akronim itu sendiri memiliki kepanjangan living, informing, governing, helping, dan  transforming.

Tak sampai disitu saja, bahkan ketika para bakal calon ini membahas topik penyelesaian problem Pasar Tunjungan dan Pasar Turi, mereka terlibat perdebatan yang sengit.

Seperti yang terjadi ketika Budi Santoso melontarkan pertanyaan kepada Sally Azaria perihal langkah konkrit penyelesaian problem di kedua pasar tersebut.

Menanggapi pertanyaan itu, Sally menjelaskan, penyelesaian masalah itu akan dilakukannya dengan metode win-win solution. Artinya, ia akan memediasi kedua belah pihak untuk mencari solusi bersama dalam penyelsaian permasalahan yang ada.

Namun, jawaban tersebut dirasa tidak puas oleh Budi. “Saya tidak puas dengan jawaban tersebut, tidak masuk dalam pokok pertanyaan saya. Menurut saya jawab Sis Sally belum memberikan solusi riil dan konkret,” ujarnya.

Debat sengit juga terjadi pada Gus Hans dan Andy Budiman. Keduanya terlibat tukar jawaban perihal pertumbuhan di bidang ekonomi.

Menyikapi hal tersebut Gus Hans menyatakan, perusahaan non padat karya harus dikurangi, dengan cara memperketat perizinannya. “Sehingga bisa kita salurkan pada industri pada Karya yang  membutuhkan lebih banyak tenaga kerja. Selain itu, fokuskan pada membangun entrepreneurship agar tidak bergantung pada orang lain,” ucapnya.

Lanjutnya, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung ekonomi bagi Kota Surabaya. Sehingga ia akan mendorong setiap warga memiliki jiwa usaha dan kreatif untuk membangun lapangan pekerjaan.

Sementara itu, Andy sempat mempertanyakan jawaban yang diutarakan oleh Gus Hans. Menurutnya di tengah keadaan pandemi ini, daya beli masyarakat juga ikut terdampak.

“Bila didorong menjadi entrepreneur semua, siapa yang jadi konsumennya? Apabila izin usaha non padat karya ditekan, ini akan menjadi persoalan. Seharusnya saat keadaan ekonomi seperti saat ini, izin diberikan untuk membantu warga terdampak pandemi,” ujar Andy kepada Gus Hans.

Debat bacawali Surabaya ini sendiri disiarkan melalui channel YouTube milik partai PSI yang bisa secara langsung disaksikan oleh warga Surabaya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.