Wabup Pantau Empat Lembaga Pendidikan di Bondowoso Yang Melaksanakan PTM Terbatas

oleh -140 Dilihat
oleh
Wabup Bondowoso, Irwan Bachtiar Rahmat, yang didampingi kepala Disdikbud, Sugiono Eksantoso, photo bersama dengan guru-guru usai tinjau pelaksanaan PTM terbatas di SMP Negeri 3 Bondowoso

BONDOWOSO, PETISI.CO – Seluruh lembaga pendidikan di tingkat SD hingga SMP di Kabupaten Bondowoso mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, Rabu (18/08/2021).

Untuk itu, Wakil Bupati (Wabup) Bondowoso, Irwan Bachtiar Rahmat, langsung memantau pelaksanaan PTM di sejumlah sekolah dan didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud).

Mereka mengunjungi empat sekolah, diantaranya, SD Negeri 2 Dabasah, SMP Negeri 1 Dabasah, SMP Negeri 2 Kota Kulon dan SMP Negeri 3 Bondowoso.

Dikonfirmasi, Wabup, memastikan pelaksanaan PTM di sekolah-sekolah telah menerapkan protokol kesehatan dan sesuai dengan Inmendagri 30.

Selain itu, ia juga menyebutkan, rata-rata siswa SMP sudah divaksin Covid-19 meski tidak secara keseluruhan.

“Kami minta kepala Kepala Disdikbud e koordinasi dengan kepala sekolah supaya memanggil para orang tua. Kenapa alasannya putranya tidak boleh divaksin,” jelas Wabup.

Pelaksanaan PTM kali ini, sementara fokus di perkotaan. Sedangkan untuk di pinggiran, masih dalam tahap uji coba.

“Penyebabnya, tidak sedikit siswa yang dipindah ke pondok pesantren oleh orang tuanya, karena terlalu lama tidak masuk sekolah,” katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Disdikbud Bondowoso, Sugiono Eksantoso, menerangkan, pelaksanaan PTM di hari pertama hanya diikuti separuh siswa dari kapasitas sekolah, sesuai dengan instruksi pemerintah.

“Alhamdulillah dari beberapa lembaga, SD dan SMP kita datangi sudah sesuai dengan SOP yang kita berikan kepada lembaga-lembaga itu,” terangnya.

Pembelajaran terbatas ke depan akan ditingkatkan secara bertahap, karena para siswa terlalu lama mengikuti pembelajaran daring dari rumah yang dinilainya tidak efektif.

“Kami siap bertanggung jawab kalau ini memang sudah sesuai dengan SOP yang ada,” sebutnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan, kami menargetkan seluruh siswa dan guru dapat melaksanakan PTM secara keseluruhan, dengan catatan mereka telah divaksin semua.

“Tentu ini perlu kita asesmen dulu kesiapannya,” tegas kepala Disdikbud tersebut.

Di hari pertama PTM semua guru wajib menunjukkan kartu atau sertifikat vaksin sebagai syarat untuk mengajar. Adapun guru yang tidak masuk sekolah karena sakit, kami meminta untuk tidak memaksakan diri untuk mengajar.

“Guru yang sakit memang tidak dipaksakan masuk dan istrirahat di rumah,” ungkapnya.

Agar PTM berjalan maksimal, kami akan mengintensifkan edukasi kepada siswa dan orang tua mengenai pentingnya vaksinasi Covid-19.

“Harapan kami lebih tingkatkan masuknya. Jangan separuh kasian gurunya. Dan itu juga repot kalau hanya separuh yang sekolah,” pungkasnya. (tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.