Wajib Masuk Tatap Muka, Murid di Sidoarjo Terserang Gatal Kulit Akibat Banjir

oleh -90 Dilihat
oleh
Murid SMPN 2 Tanggulangin dan SDN Kedungbanteng terpapar penyakit gatal kulit kaki usai menerabas banjir menuju sekolah

Sidoarjo, petisi.co – Sejumlah murid di SMPN 2 Tanggulangin dan SDN Kedungbanteng Sidoarjo mengalami sakit gatal kulit di bagian kaki, usai nekad menerabas banjir yang menggenangi akses masuk sekolah.

Ratusan murid dari 2 sekolah tersebut, sengaja berangkat dan pulang dari tempat belajar dengan berjalan kaki melewati air banjir yang kotor tanpa mengenakan sepatu pelindung.

Salah seorang murid menunjukan kondisi kaki terserang penyakit gatal kulit

“Ya sudah risiko. Gak boleh bawa motor masuk sekolah, harus jalan kaki melewati air banjir yang keruh. Akibatnya, kaki saya jadi gatal kayak gini,” keluh MA, pelajar kelas IX SMPN 2 Tanggulangin seraya menunjuk bercak bintik merah di punggung kulit kakinya, Selasa (4/2/2025).

Merespon hal ini, Kepala SMPN 2 Tanggulangin, Supriyanto mengatakan pihaknya sudah mengimbau agar murid-murid mengenakan sepatu booth saat berangkat maupun beraktifitas di sekolah.

“Saya saja pakai sepatu booth, karena tahu kalau airnya kotor dan bisa menyebabkan gatal-gatal di kulit. Anak-anak itu sudah diimbau pake sepatu booth dan mereka semua sebenarnya sudah dapat bantuan sepatu booth namun namanya anak-anak males pakainya,” ujar Supriyanyo saat ditemui di ruang humas.

Supriyanto menyebut pembelajaran tatap muka sengaja digelar, menyusul ketinggian banjir di depan sekolah telah susut dari 40 cm turun ke 20 cm. Sedangkan penggunaan ruang belajar dilakukan bergantian, lantaran yang bisa digunakan terbatas.

“Sebelumnya pembelajaran daring, sekarang karena debit banjir turun, digelar tatap muka. Sedangkan ruangan yang bisa digunakan terbatas maka pemakaiannya bergantian. Hari pertama tatap muka selasa ini kelas IX, besok Rabu Kamis kelas VIII dan Jumat Sabtu kelas VII,” terangnya.

Ke depan, pihaknya bersama komite telah mengusulkan relokasi sekolah kepada Bupati, mengingat banjir menahun menjadi kendala dalam proses belajar mengajar.

“Usulan relokasi sudah kami layangkan ke Pak Bupati dan tembusannya ke Dinas terkait, juga ke Ketua DPRD serta sejumlah komisi di dewan. Untuk lokasi sekolah dan kapan realisasinya biar Pemkab yang menentukan. Mudah-mudahan terkabul,” bebernya penuh harap.

Keluhan kaki gatal juga dirasakan sejumlah murid di SDN Kedungbanteng. Beberapa murid laki-laki sempat menunjukan kondisi kulit di bagian kaki yang mengelupas hingga menyebabkan iritasi.

“Celah jari kaki saya jadi kayak gini, rasanya gatal banget. Pas digaruk ngelupas jadi perih,” aku Naufal murid kelas 2.

Kondisi serupa juga dialami Arafif, murid kelas 3 yang menderita gatal di kulit punggung kakinya. Ia mengaku hari pertama masuk terasa gatal biasa, namun di hari kedua bibit penyakit itu menyebar merata di kedua kakinya.

“Gatal ini akibat kena air banjir itu. Awalnya Senin kemarin gatal sedikit, terus Selasa ini ketambahan njebur air banjir jadi banyak gatalnya di dua kaki,” kata dia sambil menunjukan bintik-bintik gatal di kedua kakinya.

Pihak sekolah, sudah berupaya menghubungi petugas puskesmas terdekat untuk memberikan bantuan pengobatan. Selain itu, untuk mencegah terpapar penyakit kulit akibat banjir, sekolah juga menginginkan adanya bantuan sepatu booth bagi seluruh murid.

“Petugas kesehatan sudah kami koordinasikan, agar anak-anak segera mendapat pengobatan. Untuk sepatu booth bagi anak-anak, kebetulan belum ada bantuan. Semoga ke depannya ada bantuan ini, sehingga belajar tatap muka bisa tetap berlangsung dan tidak terhambat banjir,” tutup Wakasek SDN Kedungbanteng, Zainul Abidin. (luk)

No More Posts Available.

No more pages to load.