Wali Kota Mojokerto Pastikan Warganya Tak Ada Yang Terpapar Radikalisme

oleh -86 Dilihat
oleh
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari sambutan di acara Deklarasi Perempuan Agen Perdamaian.

MOJOKERTO, PETISI.CO – Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari menyatakan warganya dipastikan tidak ada yang terpapar paham radikalisme. Sehingga, Mojokerto bisa jadi barometer pencegahan radikalisme dan terorisme di Jawa Timur (Jatim).

Hal itu disampaikan Ika Puspitasari pada acara Diskusi dan Deklarasi Perempuan Agen Perdamaian di Ballroom Hotel Ayola Sunrise Mojokerto, Kamis (5/11/2020).

Menurutnya, perempuan dalam hal ini sebagai Ibu perannya dalam keluarga sangat penting khususnya di era teknologi informasi ini. Peran Ibu untuk mencegah berkembangnya faham radikalisme di lingkungan keluarga sangat tidak terbantahkan.

“Karena itu, acara ini khususnya Deklarasi Perempuan sebagai Agen Perdamaian sudah sangat tepat dan perlu disebarluaskan,” katanya.

Ke depan, lanjutnya, perbaikan kualitas sumber daya perempuan mesti semakin ditingkatkan. Khususnya dalam kapasitas dan perannya untuk cegah tangkal radikaliame di lingkungan keluarga dan sekitarnya.

“Peran perempuan Mojokerto mesti diperkuat guna menjadikan kotanya sebagai barometer pencegahan terorisme di Jatim,” tegasnya.

Acara Diskusi dan Deklarasi Perempuan Agen Perdamaian ini diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jatim.

Acara tersebut, dihadiri 70 orang peserta perempuan yang terdiri dari unsur kades perempuan, ASN perempuan, organisasi perempuan serta ormas anggota Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Jatim.

Ketua Umum BKOW Jatim, Fatma Saifullah Yusuf menambahkan radikaliame dan terorisme menjadi kekhawatiran kita bersama. Efek negatif radikalisme dan terorisme bisa berbahaya bagi kita semua termasuk warga sipil.

“Perempuan mesti tampul sebagai solusi cegah tangkal terorisme dari keluarga,” ujar istri mantan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf ini pada kesempatan yang sama.

Hal senada dikatakan Ketua FKPT Jatim Hesti Armiwulan. “Peran perempuan sebagai agen perdamaian harus tersosialisasi secara masif di Jatim,” tandasnya.

Sementara itu, dalam forum Diskusi menghadirkan 3 narasumber yaitu Setyo Pranowo (Kasie Partisipasi dan Pemberdayaan BNPT), Nurul Barizah (Kabid Perempuan dan Anak FKPT Jatim) dan Siti Hanifa (Manager AAMAN Indonesia).

“Keberhasilan kota Mojokerto yang memastikan warganya tidak terpapar radikalisme harus jadi contoh dan bisa direplikasi di Jatim,” timpal Nurul Barizah.

BNPT berharap semua pihak ikut berperan aktif dalam proses pencegahan radikalisme dan terorisme. “FKPT mesti mampu membangun kerjasama dengan semua pihak agar bisa mempelopori proses pencegahan dgn keterlibatan aktif masyarakat dalam hal radikalisme dan terorisme,” ungkapnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.