Wali Kota Surabaya: Lurah dan Camat Harus Solutif Selesaikan Permasalahan Warga

oleh -104 Dilihat
oleh
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat memberikan pengarahan kepada para lurah dan camat, di Kantor Kecamatan Kenjeran. (ist)

SURABAYA, PETISI.CO – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi didampingi Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Achmad Zaini dan Kepala Dinas Sosial (Dinsos), Suharto Wardoyo mendatangi Kantor Kecamatan Kenjeran, untuk menggelar pertemuan dengan jajaran Lurah dan camat di wilayah setempat.

Eri mengatakan, bahwa seluruh lurah dan camat harus totalitas dalam bekerja melayani masyarakat. Termasuk menjadi pribadi yang solutif ketika mendapati adanya temuan permasalahan di masyarakat.

“Yang saya sampaikan terus menerus adalah tidak ada arogansi kepada masyarakat dan harus solutif,” kata Cak Eri seusai memberikan pengarahan, Senin (15/3/2021).

Saat ini, para jajaran di tingkat kelurahan dan kecamatan tengah melakukan pendataan terhadap penghasilan setiap bulan warga di tiap Kartu Keluarga (KK).

Data itu akan digunakan Pemkot Surabaya untuk memberikan intervensi kepada warga yang memang membutuhkan bantuan.

“Untuk itu berarti saya harus punya data dari RT-RW, lurah dan camat. Supaya bisa segera kita intervensi,” ungkapnya.

Selain itu, Eri menerangkan, untuk data Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) akan segera diperbarui.

Pembaruan data itu masih tengah dikebut pengerjaannya oleh Dinsos bersama dengan camat, lurah hingga tingkat RT/RW.

“Jadi ini nanti rinci. Siapa yang belum bekerja misalnya bapaknya bekerja dengan pendapatan di bawah UMK, namun punya anak yang sudah lulus sekolah atau sarjana, nah mereka yang akan kami intervensi,” jelasnya.

Rencananya data itu akan dibedakan dalam beberapa klasifikasi, seperti desil satu untuk warga yang tingkat kemiskinannya paling rendah.

Kemudian desil dua, warga yang lebih layak dan seterusnya. Dari penggolongan data itu lah pemkot dapat memberikan intervensi sesuai dengan kebutuhan masing-masing warga yang masuk dalam klasifikasi desil tersebut.

“Lalu kita pantau dengan harapan warga itu akan lepas dari data MBR. Artinya dia sudah keluar dan sudah mampu. Karena setiap desil memiliki intervensi yang berbeda,” urainya.

“Ada yang tidak memerlukan rumah susun (rusun), ada pula yang membutuhkan pelatihan atau keterampilan kemudian memperoleh peluang kerja,” lanjutnya.

Di kesempatan yang sama, orang nomor satu di Kota Pahlawan itu menambahkan, apabila pendataan telah rampung, maka akan segera dipublikasikan di kantor kecamatan dan kelurahan masing-masing wilayah. “Supaya semua warga dapat mengakses. Nanti ada aplikasinya juga,” pungkasnya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.