SURABAYA, PETISI.CO – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyatakan bahwa mulai bulan November mendatang, Aparatur Sipil Negeri (ASN) kota Surabaya harus berbelanja di toko kelontong untuk memaksimalkan pembangkitan ekonomi di sektor UMKM.
Hal tersebut disampaikan pada acara peluncuran program Sinau Kelontong, yang diinisiasikan oleh Sampoerna Retail Community (SRC) berkolaborasi dengan Pemkot Surabaya di Hotel Bumi Surabaya, Selasa (12/10/2021).
“Kami punya ASN sebanyak 15 ribuan termasuk wali kotanya. Anggap saja rata-rata dua juta per orang, berarti kalau dikali 15 ribu yang berputar di toko kelontong ada sekitar 30 miliar rupiah,” ungkap Eri saat memberikan sambutan.
Eri menyatakan, dengan adanya toko modern bukan berarti toko kelontong harus mundur dan kalah. Untuk meningkatkan performa dari toko kelontong maka diperlukan perubahan yang signifikan.
“Karena kalau jenengan sudah berubah, saya minta kepada seluruh jajaran Pemkot Surabaya, mulai dari wali kota sampai stafnya harus berbelanja di toko kelontong yang ada di kota Surabaya,” ujarnya.
Ia menuturkan, hal ini dilakukan lantaran gaji daripada ASN Surabaya sendiri berasal dari pajak yang dibayarkan oleh para pelaku UMKM. Nantinya, toko kelontong akan terkoneksikan dengan data para ASN di seluruh kota Surabaya.
“Misalkan saya adalah warga Kecamatan Jambangan, Kelurahan Karah maka nama saya akan langsung terhubung dengan UMKM salah satu toko kelontong di kelurahan Karah,” kata Eri.
Kendati demikian, Eri juga mengucapkan terima kasih kepada SRC yang telah memberikan wadah edukasi dan latihan kepada pengusaha toko kelontong di Surabaya. Ia mengakui bahwasanya Pemkot Surabaya tidak bisa berjalan sendirian dalam memulihkan kembali ekonomi kota yang acak adul akibat pandemi.
“Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada SRC yang sudah meluncurkan program Sinau Kelontong. Sekarang ayo bapak ibu kita bersama-sama berjalan bersama dalam pemulihan ekonomi di Surabaya,” pungkas Eri. (dwd)
