Walikota Risma Meminta Camat dan Lurah Peka Terhadap Kondisi Warga

oleh -31 Dilihat
oleh
Walikota Surabaya Tri Rismaharini saat Acara Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat

SURABAYA, PETISI.CO – Acara pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke XVI dan Hari Kesatuan Gerak PKK(HKG-PKK) ke-47 Kota Surabaya, serta peringatan Hari Ibu ke-91,  berlangsung di Lapangan Kalibokor,  Kamis (26/12/2019).

Dalam pelaksanaannya, turut hadir Walikota Surabaya Tri Rismaharini bersama para jajaran Forpimda (Forum Pimpinan Daerah).

Sebanyak 1800 peserta turut ambil bagian dalam acara ini, para peserta ini berasal dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, camat, lurah, RT-RW, para kader, serta masyarakat umum.

Walikota Surabaya berpesan kepada seluruh warganya untuk lebih sering peduli dan bergotong royong antar masyarakat satu dengan yang lainnya.

“Bapak ibu zaman dahulu sebelum adanya teknologi TV dan CCTV, warga menggunakan kentongan sebagai alat komunikasi antar tetangga. Kentongan itu dibunyikan terutama saat ada bencana,” kata Risma dalam sambutannya.

Ia juga mengatakan kepada warganya untuk tetap guyup dan saling bergotong royong serta jika mengalami kendala keterbatasan dalam berkomunikasi mereka tidak boleh diam begitu saja, karena dalam era keterbukaan informasi mereka (warga) dituntut untuk memiliki hubungan yang erat.

“Saat ini yang ingin saya sampaikan betapa pentingnya kebersamaan itu. Jangan dipisahkan meskipun kita berbeda suku atau agama. Jangan sampai kita pecah karena itu,” jelas dia.

Selain itu dirinya juga berpesan kepada seluruh camat, lurah, dan RT-RW yang hadir dalam acara itu, untuk lebih peka terhadap warganya. Ia juga menambahkan tidak ingin mendengar kasus Lansia yang tinggal sebatang kara dan tidak terurus.

“Tolong cari jika ada warga kita yang seperti itu, jangan sampai ada lagi. Bayangkan jika itu terjadi pada kita. Ayo harus saling peduli,” tuturnya.

Walikota wanita pertama Surabaya ini mengingatkan kepada seluruh orang tua untuk membantu menggali potensi yang dimiliki anak-anaknya, apa lagi di tengah zaman yang serba modern ini karena Indonesia juga telah memasuki persaingan tingkat dunia.

“Penduduk indonesia ini 250 juta lebih. Maka kita harus pandai supaya kita bisa bersaing tingkat dunia karena di tahun 2016 lalu persaingan masih di tingkat Asia. Sekarang persaingannya tingkat dunia,” ungkapnya.(nan)