Warga Blitar Mininggal di Jakarta Dimakamkan di Blitar Sesuai SOP

oleh -59 Dilihat
oleh
Jenazah langsung dimakamkan di Blitar Sesuai SOP
Layaknya Penanganan Jenazah Pasien Corona

BLITAR, PETISI.CO – Warga Desa Karangsono  Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar yang meninggal di Jakarta, dimakamkan sesuai protokol pemakaman pasien Corona. Jenazah yang tiba di Blitar pukul 21.30 WIB tidak disemayamkan di rumah duka, namun langsung dimakamkan di pemakaman desa setempat. Petugas yang membawa jenazah ke tempat pemakaman pun, dibekali dengan pakaian khusus atau alat pelindung diri (APD).

Krisna Yekti, juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Blitar mengatakan, diduga yang bersangkutan meninggal karena positif Covid-19. Untuk itu anggota tim gugus langsung ke TKP untuk  mengambil langkah-langkah sesuai protokoler.

“Namun kami garis bawahi ini, masih dugaan belum ada pernyataan resmi yang menyebut warga tersebut positif Covid-19,” kata Krisna Yekti.

Lebih lanjut Krisna Yekti menjelaskan, jenazah  dibawa pulang ke Blitar dengan mobil jenazah, serta didampingi oleh 8 orang temannya yang turut mengantar jenazah dari Jakarta kembali ke Blitar, dan delapan orang tersebut langsung diisolasi selama 14 hari.

Krisna menambahkan, setelah mendapatkan informasi,  pihaknya telah melakukan koordinasi lintas sektor untuk memastikan ketika masuk wilayah Blitar mobil dalam kondisi steril, sehingga dilakukan penyemprotan desinfektan di perbatasan.

Sementara Tugas Bagas Nanggolo Yudho, Kepala Desa Karangsono tempat asal korban yang meninggal tersebut mengatakan, warga Kabupaten Blitar yang meninggal di Jakarta tersebut sempat dirawat di rumah sakit.

“Dia mengalami gejala klinis demam, batuk dan sesak nafas, dan Kami baru mendapat kabar  Minggu pagi,” kata Bagas.

Tugas menambahkan,  pihaknya juga mendapat cerita dari saksi yang mengantarkan pasien ke rumah sakit, jika pihak rumah sakit di Jakarta tidak memandikan jenazah dan langsung membungkusnya ke dalam plastik.

Setelah itu dimasukkan ke dalam peti kayu. Begitu mendengar kabar tersebut, pihak desa langsung lapor ke Kecamatan dan Kepolisian.

Jadi warga desa sini ada sembilan orang menjadi buruh bangunan di Jakarta. Beberapa hari lalu, istri-istri mereka meminta izin kepada saya kalau suami mereka mau pulang.

“Tapi saya cegah sampai Corona benar-benar bersih dari Indonesia. Setelah itu malah saya dikabari salah satu dari mereka meninggal dan jenazah sudah dalam perjalanan kesini,” pungkasnya.(min)