BONDOWOSO, PETISI.CO – Warga Kelurahan Kota Kulon, RT 30 dan 31, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, menolak Pedagang Kreatif Lapangan (PKL), berjualan di area Jembatan Ki Ronggo.
Penolakan tersebut, mereka memasang sebuah banner berisi “Tempat ini disegel warga tidak boleh berjualan di sini”, Sabtu (14/8/2021).
Salah satu tokoh masyarakat setempat, Taufik Jamhur (52), menyebutkan, kami pernah ke Bupati Bondowoso, Salwa Arifin, membahas pembangunan ini yang disebut-sebut kuliner wisata.
Sebab, warga yang terdampak langsung tidak pernah memberikan persetujuan dengan rencana pemerintah terhadap pembangunan ini.
“Kami meminta kepada Bupati untuk dilakukan rekontruksi ulang, kembali jalan seperti semula. Mengingat pada waktu konsep awal, master plan nya, gambar yang dirancang oleh dinas Bina Marga dan Cipta Karya, hanya memakan jalan kurang 1 sampai 2 meter. Ternyata setelah progres pembangunan ini dilaksanakan, menghabiskan seluruh bahu jalan,” sebutnya.
Pada akhirnya, ini berdampak terhadap masyarakat sekitar yang dulunya mempunyai usaha dagang, bangkrut semuanya.
“Kendaraan tidak bisa keluar masuk, harga miring jual juga turun. Sementara pajak masih kelas satu. NJOP nya turun,” jelas ustad Taufik Jamhur.
Selain itu, kami juga meminta manfaat di atas bangunan ini agar di prioritaskan untuk warga sekitar.
Maunya Pemkab itu apa konsepnya. Satu sisi yang terpampang wisata kuliner. Tapi yang diobok-obok malah PKL di area kawasan Alun-alun Raden Bagus Asra Bondowoso.
“Sehingga kami bertanya-tanya, apakah area Jembatan Ki Ronggo ini mau dibuat pusat PKL atau wisata kuliner. Sebab, terminologi nya berbeda. Ini perlu diperjelas,” katanya.
Selain itu, kami akan mengingatkan, bahwa waktu pemugaran kita pernah menyampaikan ke pihak tim, baik dari bagian hukum maupun Bappeda, terkait dua fasilitas umum berupa pos kamling milik warga RT 30 dan 31, yang janjinya akan diganti.
“Ternyata sampai sekarang tidak ada wujudnya,” cetusnya.
Posisi seperti ini, Bupati akhirnya menjanjikan akan segera dilakukan kajian secara komprehensif dan duduk bersama.
“Namun hingga saat ini tidak ada tindak lanjut apapun dinas terkait,” tegasnya.
Ujuk-ujuk, datang puluhan gerobak etalase.
“Ini untuk siapa. Sementara PKL ada dikawasan Alun-alun,” pungkasnya. (tif)