Yanto, Pengerajin Gitar yang tak Mendapat Perhatian Pemkab Jember

oleh -115 Dilihat
oleh
Yanto saat menyelesaikan pesanan gitar dengan alat seadanya.

JEMBER, PETISI.CO – Bukan hanya piawai dan lihai dalam  memainkan gitar saat mengamen, namun pria yang sehari-hari disapa Yanto (36), warga Kampung Baru Rt. 2 Rw. 3 Dusun Krajan Desa Tanggul Kulon, Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember ini, juga ahli dalam membuat gitar.

Dikatakannya, setiap bulannya Yanto bisa dipastikan membuat satu hingga dua gitar, karena mendapat pesanan, seperti halnya bulan ini, dia mendapat dua pesanan dari rekannya yang berada di Surabaya.

“Ya kalau satu hingga dua gitar sudah bisa dipastikan setiap bulan, untuk harganya, pergitar saya patok Rp 450 hingga Rp 500 ribu. Melihat tingkat kesulitannya,” katanya,  Senin (13/3/2017).

Yanto sengaja menggunakan sistem pesan, karena ketidakadaan atau minimnya modal yang dimilikinya.

Diceritakan, setiap harinya dia mencukupi kebutuhan hidup keluarganya (satu istri dan dua anak), mengandalkan dari hasil mengamen di bus antar kota.

“Kalau pesan, baru saya garap. Sebenarnya ingin sih nandon, tapi karena gak punya modal, gimana lagi. Tapi ya kita sukuri ajalah, yang penting dapurnya ngebul,” ujarnya pasrah.

Melihat peralatan yang digunakan untuk membuat gitar, tampaknya menuntut ketelatenan dan kesabaran maha tinggi yang harus dimiliki si pembuat.  Pasalnya, peralatan yang digunakan oleh bapak dua anak ini sangat sederhana sekali.

Seperti halnya pisau dapur agak besar, difungsikan untuk meratakan kayu, gergaji besi untuk membentuk lekukan lekukan.  Paku besar yang beri pegangan kayu difungsikan untuk melubangi tempat stank senar dan gerenda yang digunakan untuk menghaluskan kayu.

Namun demikian, keberadaan alat apa adanya tersebut tak menyurutkan atau pun menjadi penghalang bagi Yanto. Terbukti satu gitar bisa diselesaikan empat hari, dengan hasil yang baik. Tak kalah baiknya dengan yang terjual di toko

Bukan hanya itu, mutunya pun, seperti suara dan kekuatan gitar bisa ditandingkan dengan buatan pabrikan.

“Sebenarnya ingin sih mas membeli peralatan, tapi ya itu tadi, hasil penjualan gitar, setelah dipotong modalnya, hanya cukup dibuat makan,” ujarnya memelas yang seakan-akan butuh perhatian pemerintah daerah setempat.(yud)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.