Hanung Bramantyo: Jokowi Mirip Sosok Kiai Ahmad Dahlan yang Konkret

oleh -183 Dilihat
oleh
Hanung menunjukkan buku Jokowi

SURABAYA, PETISI.CO – Pasca mendukung Calon Presiden (Capres) nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), sutradara film Hanung Bramantyo mengajak seluruh kader Muhammadiyah membuka kembali siapa sebenarnya pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. Dia menilai kiai Dahlan adalah sosok ulama yang konkret. Sama kongkretnya dengan Jokowi.

“Buat saya pribadi pak Jokowi itu sosok kiai Dahlan masa kini. Beliau adalah orang yang konkret,” kata Hanung kepada wartawan usai diskusi Kita Milenial, Kita Jokowi: Konsolidasi Kaum Muda Jawa Timur Bergerak Bersama Jokowi” di Graha Pena, Surabaya, Rabu (27/3/2019).

Diceritakan, ketika melihat keadaan di sekitarnya, sampai suronya dirobohkan, kiai Dahlan langsung konkret mendirikan sekolah. Kalau ada yang salah langsung dibetulkan. Konsekuensinya dia disebut kafir, difitnah dan dikucilkan.

“Kiai Dahlan saja kongkrit. Buat saya, ketika memilih pemimpin saya melihat pendahulu-pendahulu saya. Karena saya Muhammadiyah, maka kemudian saya melihat kiai Dahlan. Apa yang dicontohkan kiai Dahlan itu jadi patokan seorang pemimpin,” paparnya.

Figur kiai Dahlan itu, menurutnya, dimiliki oleh Jokowi. Jika ada persoalan, pak Jokowi langsung menanggapi. Contohnya, infrastruktur. “Saya orang DI Yogjakarta, bekerja di Jakarta. Sekarang dari Yogjakarta ke Jakarta tidak mahal, karena tidak menumpang pesawat. Saya bisa naik mobil bersama anak-anak saya dalam waktu 7-8 jam, berkat Jokowi,” ungkapnya.

Ketua Alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini tahu persis Jokowi orang yang konkret, karena dirinya orang lapangan. “Saya orang yang selalu berhubungan dengan matahari. Jadi, orang lapangan itu bahasanya konkret. Bahasa yang tidak berbusa-busa, tidak berideologis, tapi langsung. Karena, musuh terbesar orang lapangan itu waktu,” ujarnya.

Hanung semakin yakin setelah bertemu langsung dengan Jokowi. Gaya bahasanya konkret. “Ketika saya punya gagasan atau ide, jawaban pak Jokowi saya tunggu satu bulan, kita laksanakan bareng-bareng. Buat saya itu adalah seorang pekerja lapangan,” jelasnya.

Diskusi ini digelar komunitas relawan pendukung Jokowi, Rumah Indonesia Berkemajuan (RIB) untuk menghimpun ide, aspirasi, dan spirit generasi milenial Jawa Timur (Jatim) yang memiliki kesamaan visi dengan Jokowi. Lebih dari 1.000 remaja hadir dalam acara tersebut.

Menurut ketua Koordinator Nasional (Kornas) RIB, Khoirul Muttaqin, konsolidasi generasi milenial amat penting, lantaran Indonesia saat ini tengah mengalami bonus demografi, yang puncaknya pada tahun 2020. Dampaknya, pada Pemilu yang akan berlangsung pada 17 April 2019 nanti, berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah daftar pemilih tetap (DPT) milenial mencapai lebih dari 42 juta orang.

“Di era Jokowi, lahir unicorn-unicorn yang diinisiani oleh anak muda. Ini luar biasa, karena perusahaan rintisan milik swasta baru bisa disebut unicorn ketika nilai kapitalisasinya lebih dari $1 miliar. Di Asia, hanya ada tujuh unicorn, empat diantaranya ada di Indonesia, dan semuanya dimiliki oleh anak muda,” ujarnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.