Pemkab Ponorogo Jangan Sampai Dikibuli Rekanan

oleh -66 Dilihat
oleh
Pelaksana mulai membersihkan puing-puing yang ambrol untuk diperbaiki.

Warga Protes, Inspektorat ‘Loyo’

PONOROGO, PETISI.CO – Banyaknya proyek di beberapa tempat di Ponorogo, yang  pengerjaannya asal-asalan, sehingga diprotes  warga, menunjukkan kalau Pemkab Ponorogo, selama ini banyak ‘dikibuli’ oknum rekanan yang mencari keuntungan besar.

Walau akhirnya dilakukan perbaikan terhadap proyek yang diduga bermasalah, namun kondisi seperti ini hasilnya tetap tidak baik.

Perlu adanya tindakan tegas dari Inspektorat Pemkab Ponorogo, sehingga tidak disalahgunakan oleh oknum staf pengawas.

Seperti halnya pada pekerjaan proyek talud pengaman jalan penghubung Jetis-Bungkal, tepatnya di Dukuh Simo, Desa Bedi Wetan Kecamatan Bungkal, yang ambrol, sehari sebelumnya diberitakan petisi.co, akhirnya mulai Rabu (17/1 /2018), dilakukan perbaikan oleh  pihak CV. Kusuma Karya, selaku pelaksana kegiatan yang ambrol, dua pekan lalu itu.

Informasi yang diperoleh petisi.co,  proyek talud pengaman jalan yang menelan dana Rp 99,7 juta, dari anggaran APBD 2017 dan terkesan dikerjakan asal-asalan tersebut, akhirnya membuat pihak rekanan harus kerja dua kali.Semua ini  dikarenakan harus melakukan perbaikan.

Seorang ibu penjual es degan yang berada tepat di samping plengseng atau talud ambrol tersebut mengaku kaget saat hendak jualan pagi, talud disamping warungnya sudah berantakan ambrol.

“Sore pas saya tutup kan belum ambrol mas, eh pagi kok sudah ambrol, padahal sungai sini alirannya landai, jadi kayaknya cara pengerjaannya yang sembarangan, jangan dupeh uang negara terus se enaknya mengerjakannya,” ucapnya sembari enggan di tulis namanya.

(Baca Juga : Pengerjaan Proyek Infrastruktur di Ponorogo Asal-asalan)

Lain lagi dengan salah satu dari dua orang pekerja dari pihak CV. Kusuma Karya yang pagi ini membersihkan puing – puing ambrolan karena akan diperbaiki lagi.

“Saya tahu kalau talud ini tadi ambrol saat ditelepon bos, suruh kerjakan perbaikan lagi, kalau menurut saya ambrolnya karena talud tidak mampu menahan air dari atas yang karena urugan baru, maka ambles dan jebol talud,” jawab pemuda asal Desa Campurejo Kecamatan Sambit yang juga namanya tidak  mau ditulis.

Sementara, Kepala Inspektorat Kabupaten Ponorogo, Hadi Prayitno ketika dikonfirmasi terkait proyek yang hancur karena ambrol tersebut,  enggan menemui petisi.co.

“Sesuai hasil pemeriksaan, talud paket pekerjaan sepanjang 30 meter dan yang ambrol panjang 5 meter dan mengalami rusak, dikarenakan luapan air. Dan atas kerusakan tersebut karena masih dalam masa P-1 dan telah dilaksanakan perbaikan, adapun hasilnya sudah mulai diperbaiki, karena masih tahap P-1,” jawab kepala Inspektorat dengan landai.(mal)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.