Pilwali Surabaya 2020, Pengamat: Ada Kekeliruan Memandang Kepemimpinan Milenial

oleh -65 Dilihat
oleh
Suko Widodo

SURABAYA, PETISI.CO – Pemilihan Walikota (Pilwali) Surabaya masih tahun 2020. Namun, wacana siapa figur yang bakal menggantikan Walikota Surabaya Tri Rismaharini kian berkembang.  Salah satu yang diwacanakan dalam pilwali Surabaya adalah soal kepemimpinan milenial.

Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo menilai ada banyak kekeliruan dalam memandang kepemimpinan milenial. Kepemimpinan milenial itu bukan pemimpin muda. “Itu sesuatu yang sangat beda,” tuturnya kepada petisi.co, Minggu (13/1/2019) malam.

Menurutnya, sekarang ini era disruption. Era ini mengharuskan manajemen pengelolaan yang tetap tak bisa meninggalkan aspek historikal dan menggabungkannya dengan masa depan. Kemepimpinan milenial meminta adanya penguasaan pengalaman kesejarahan dan membawanya ke prospek masa depan.

Karena itu, pemimpin milenial untuk Surabaya harus punya pengalaman dengan disertai bukti. Rekam jejak akan menjadi sumber utama rujukan pemilih. Baik rekam jejak personality maupun karyanya.

“Tak peduli dari mana berasal, apakah dari politisi, birokrat, pengusaha, akademisi atau apapun. Sepanjang ia punya bukti nyata atas karya yang bisa dirasakan publik, maka ia lah yang berpeluang terpilih,” ujarnya.

Pemilih sekarang, lanjutnya, tak mudah dipengaruhi oleh popularitas seseorang. Artinya, popularitas bukanlah jaminan untuk bisa terpilih dalam pilkada.

“Jadi, sosok walikota Surabaya ke depan tak memandang usia. Tetapi, dia harus berpikir dan bisa memenuhi ekspektasi nuansa milenial,” tuturnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.