Tak Naik Kelas, Pelajar SMP di Kediri Panjat Tower BTS

oleh -41 Dilihat
oleh
AR saat memanjat tower

Lakukan Percobaan Bunuh Diri

KEDIRI, PETISI.CO – Diduga karena depresi berat lantaran tak naik kelas, siswa SMP Negeri 1 Plosoklaten, Kabupaten Kediri nekat panjat tower BTS setinggi 44 meter untuk lakukan percobaan bunuh diri, Sabtu (9/6/2018).

Pelajar tersebut berinisial AR (15) asal Dusun Mangunrejo, Desa/ Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. AR duduk di kelas VII dan seharusnya naik di lelas VIII. Tetapi hasil raportnya mengharuskan dia tetap tinggal di kelas VII.

Menurut Yuni, pemilik kios kelontong di depan SMPN Plosoklaten 1, pagi harinya AR mengambil raport di sekolah. Setelah mengetahui tidak naik kelas, dia diduga langsung depresi.

“Pagi harinya sudah hampir ditabrak truk ketika menyeberang jalan dari sekolah menuju ke toko ini. Saya tanya, dia menjawab sudah tidak kuat lagi karena tidak naik kelas. Saya bilangi supaya bersabar, tetapi anaknya langsung pergi,” kata Yuni, Sabtu (9/6/2018).

Yuni melihat AR terpukul dengan hasil ujiannya. Dia nyaris menabrakkan dirinya ke mobil truk yang sedang melintas di depan sekolahnya. Beruntung, AR masih selamat. “Jangan seperti itu le. (Baca : berusaha bunuh diri),” ucap Yuni menasehati.

AR meninggalkan tas dan hasduk miliknya di kios milik Yuni. Setelah itu dia pergi ke arah barat. AR masih mengenakan seragam pramuka. Ternyata, dia memanjat tower BTS di tepi jalan Desa Kawedusan, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.

AR terus memanjat hingga setinggi kurang lebih 42 meter atau kurang 2 meter dari puncak. Beberapa orang warga yang mengetahuinya, berusaha untuk membujuk. Tetapi AR tidak mempedulikan.

“Saat kami pasang matras di sebelah timur tower, dia justru berpindah ke selatan. Kemudian kami geser ke selatan dia pindah lagi. Sepertinya memang frustasi. Kemudian saya terus berusaha membujuknya,” kata Dedy, Kepala Desa Kawedusan, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.

Kades membujuk AR. Dia menjanjikan uang sebesar Rp 500 ribu, membebaskan biaya parkir sekolah dan menaikkan kelas. Hampir selama kurang lebih 1 jam AR tidak bergeming di puncak tower.

“Setelah saya bujuk terus, saya pastikan dia bakal naik kelas, saya beri uang Rp 500 ribu dan saya bebaskan biaya parkir. Akhirnya dia berusaha turun,” ungkap Dedy.

AR tampak shock. Dia lemas. Warga berusaha menolongnya dengan memberikan air minum. Setelah itu, mereka mengantar pulang ke rumahnya. (bay)