29 Juta Penduduk Indonesia Belum Nikmati Listrik

oleh -56 Dilihat
oleh
Sosialisasi Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran dan Mekanisme Pengaduan

Pemerintah Segera Terapkan Subsidi Tepat Sasaran

 SURABAYA, PETISI.CO Pemerintah akan segera menerapkan kebijakan subsidi listrik tepat sasaran terhadap rumah tangga daya 900 Volt Amphere (VA). Pengurangan subsidi ini ditempuh pemerintah untuk memacu rasio elektrifikasi di Indonesia yang baru mencapai kisaran 88,3 persen. Ini menunjukkan sekitar 11,7 persen atau sekitar 29 juta jiwa penduduk Indonesia belum menikmati listrik.

Hal itu seperti yang disampaikan dalam dialog kelistrikan bertajuk ‘Sosialisasi Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran dan Mekanisme Pengaduan’ yang berlangsung di Ruang Semeru Hotel Aria Centra, Surabaya, Kamis (19/1/2017). Hadir dalam acara itu, Agung Murdifi, Manajer Senior Public Relation PT PLN (Persero), Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM RI, Satya Zulfanitra, Koordinator Program Kemitraan TNP2K, Regy Wahono.

Menurut Satya Zulfanitra, selama kurun waktu tahun 2012 sampai 2014, besar subsidi yang harus ditanggung pemerintah untuk pelanggan 450 VA dan 900 VA mencapai Rp 100 triliun lebih per tahun. Pada tahun 2015, pemerintah menerapkan tarif keekonomian kepada 12 golongan konsumen. Sehingga subsidi listrik turun menjadi Rp 56,6 triliun.

”Penerima subsidi listrik terbesar di tahun 2015 adalah 22,7 juta konsumen rumah tangga dengan daya listrik 900 VA dan 23 juta konsumen rumah tangga 450 VA. Subsidi yang diterima konsumen rumah tangga tersebut mencapai Rp 49,3 triliun atau 87,2 persen dari total subsidi listrik tahun anggaran 2015 sebesar Rp56,6 triliun,” kata Ira panggilan akrab Satya Zulfanitra.

Sedangkan Agung Murdifi menjelaskan, besarnya beban subsidi listrik yang harus ditanggung pemerintah telah membuat rasio elektrifikasi masih rendah. Padahal, banyak pelanggan PLN tergolong mampu khususnya yang menggunakan daya 900 VA masih tetap menerima subsidi.

”Sesuai keputusan pemerintah, maka subsidi untuk pelanggan 900 VA akan dihilangkan secara bertahap. Untuk mulai Januari hingga Juni 2017 mendatang, tarif listrik untuk pelanggan 900 VA akan dinaikkan secara bertahap,” jelas Agung.

Agung menambahkan, nantinya tarif listrik untuk pelanggan 900 VA ini akan mencapai harga keekonomiannya. Karena dari hasil verifikasi data yang diberikan TNP2K, memang sangat tidak tepat pelanggan yang punya mobil dan menempati rumah permanen menerima subsidi listrik hampir sama atau bahkan lebih besar dibandingkan pelanggan yang menerima rumah non-permanen dengan penghasilan tidak menentu.

Agung, menjelaskan, selisih dari pengurangan subsidi ini akan dialihkan untuk investasi pembangunan jaringan listrik di wilayah-wilayah yang selama ini belum menikmati penerangan listrik.

”Jadi tidak ada istilah pencabutan subsidi listrik. Tapi yang ada adalah pemberian subsidi listrik yang tepat sasaran. Sehingga selisih dari pengurangan subsidi ini akan dialihkan untuk pembangunan jaringan. Dengan demikian rasio elektrifikasi yang masih diangka 88,3 persen akan mencapai angka 100 persen dalam dua tahun ke depan,” Agung mengakhiri wawancara. (hari/rhm)