Antisipasi Kekeringan, BPBD Jatim Distribusikan 350 Tandon dan 10 Ribu Jerigen

oleh -126 Dilihat
oleh
Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto

SURABAYA, PETISI.CO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) mendistribusikan 350 tandon air dan 10.000 jerigen ke 38 Kabupaten/Kota di Jatim untuk mengantisipasi kekeringan di musim kemarau. Dimana, musim kemarau berkepanjangan ini berdampak pada warga akan kebutuhan air bersih.

“Kita juga sudah mengirim tandon dan jerigen itu ke beberapa tempat yang mengalami kekeringan, setelah kab setempat tidak mampu mengatasi dampak dari kekeringan ini,” kata Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto kepada wartawan di Surabaya, Kamis (15/6/2023).

Sesuai arahan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Gatot mengaku BPBD harus tanggap terhadap segala bencana, termasuk kekeringan, agar warga yang terdampak segera mendapatkan bantuan. Sambil merekap data dari BPBD kab/kota, BPBD Jatim mensupport daerah dengan mengirimkan 350 tandon dan 10 ribu jerigen guna mengantisipasi seandainya ada kebutuhan air bersih di wilayah yang potensi kekeringan.

“Nantinya jika kami mendistribusikan air bersih, bisa ditampung di tandon-tandon ini. Sehingga, warga bisa masyarakat bisa menggunakan jerigen-jerigen yang sudah kami berikan. Harapannya, tahun ini jumlah titik kering kritis di wilayah Jatim bisa menurun,” jelasnya.

Hal itu, lanjutnya, bisa terjadi bilamana pada tahun sebelumnya dilakukan kegiatan pengurangan resiko untuk kekeringan dengan membangun embung baru atau sumur baru dan membangun bendungan baru yang dilakukan pemerintah kab/kota. “Itulah salah satu upaya untuk mengurangi titik-titik kritis kekeringan di wilayah Jatim,” tandasnya.

Tahun 2022 lalu, menurutnya, jumlah desa yang mengalami kekeringan sebanyak 917. Dari jumlah tersebut, 513 desa mengalami kering krirtis. Selain itu, ada kabakaran lahan, terbanyak di Situbundo. Ada empat kejadian di desa berbeda. “Untuk tahun ini, baru ada dua kejadian kebakaran lahan 50 ha di kab Pasuruan (25/5) dan kab Mojokerto (25/5) seluas 38,71 ha,” jelasnya.

Hingga pertengahan Juni, BPBD Jatim belum seluruhnya data kekeringan yang masuk. “Kami pun masih melakukan pendataan mana wilayah yang masuk katagori kekeringan kritis, langka dan terbatas. Katagori kering kritis ini yang patut mendapat perhatian, karena lokasinya jauh antara rumah penduduk dengan sumber air, ada 3 Km,” ungkapnya.

Namun, berdasar data kekeringan di tahun 2022 lalu, Sampang dan Situbondo merupakan daerah terparah kekeringan, karena masuk dalam katagori kering kritis. “Di Situbondo kemarin, kami sudah mengirimkan bantuan, karena yang rusak pompa air. Sedangkan sumurnya masih ada,” ujarnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.