Bayi 2,5 Tahun Kejang-kejang, Puskesmas Tak Siap Oksigen

oleh -89 Dilihat
oleh
Imam Syafi'i bersama Kepala Puskesmas Drg Siti Rozaimah dan dr Maria

SURABAYA, PETISI.CO – Pelayanan Puskesmas Keputih Sukolilo Surabaya sungguh buruk. Bayangkan saja, pada hari Minggu (28/08/2022) siang kemarin, bayi berumur 2,5 tahun yang kejang-kejang dibawa orang tuanya ke Puskesmas untuk mendapat pertolongan pertama, tapi ternyata ‘Tidak Ada’ oksigen di Puskesmas yang buka 24 jam yang juga memiliki layanan IRD (Instalasi Rawat Darurat) tersebut.

Bapak dan ibu dari bayi itu pun lalu bergegas ke RS Putri yang tidak jauh dari Puskesmas. Sehingga setelah mendapatkan bantuan pernafasan oksigen melalui hidung, kondisi si bayi pun mulai berangsur membaik.

“Dalam bahasa medisnya, anak saya menderita KDS (Kejang, Demam, Sederhana, red). Kalau tidak segera diberi oksigen bisa merusak syaraf secara permanen,” kata ibu dari bayi tersebut yang juga berprofesi sebagai dokter.

Seorang dokter yang juga ahli virus ini kemudian menyampaikan pengalaman pahitnya itu kepada salah satu temannya, yang juga merupakan Anggota DPRD Kota Surabaya, yaitu Imam Syafi’i.

“Untuk menjadi bahan evaluasi. Supaya tidak menimpa pasien lainnya. Oksigen kan wajib ada. Apalagi di IRD,  masa’ tidak siap oksigen,” terang ibu tiga anak ini sembari membandingkan pelayanan di Puskesmas tempat dinasnya dulu di Gunung Kidul, Jogja.

Esoknya pada hari Senin (29/08/2022) sore, Imam Syafi’i mendatangi Puskesmas Keputih. Politisi dari Partai Nasdem yang dikenal sangat kritis ini menyampaikan pengaduan masyarakat itu secara langsung kepada sang Kepala Puskesmas yaitu Drg Siti Rozaimah.

Imam dan Siti kemudian mengecek ke IRD Puskesmas. Lalu mereka berdua ditemui oleh dr Maria yang sedang berjaga. Dokter Maria menunjukkan tabung kecil berisi oksigen, namun sangat disayangkan bahwa tidak ditemui ada regulatornya.

“Hari minggu kemarin regulatornya dibawa ambulan Puskesmas bersama Emergency Kit (Peralatan Darurat, red). Kami dapat tugas P3K di Event olah raga di lapangan Mulyorejo,” cerita dr Maria.

Secara spontan dan kaget, Imam geleng-geleng kepala sembari mengelus dada serta menyayangkan ketidaksiapan pelayanan Puskesmas, ketika mendengar cerita ini.

“Lantas kalau ada pasien dengan kondisi darurat, kritis dan butuh oksigen lalu bagaimana?,” tanya Imam kepada dr Maria.

Namun dr Maria cuma diam sesaat sambil berpikir seperti mengheningkan cipta, begitu juga Drg Siti Rozaimah selaku Kepala Puskesmas.

Sebetulnya ada dua regulator tabung oksigen di Puskesmas. Yang satu di IRD dan satunya lagi di ruang persalinan. Kebetulan Minggu siang kemarin, regulator di ruang persalinan sedang dipakai ibu yang melahirkan.

“Kami sudah lama mengusulkan tambahan regulator ke Dinas Kesehatan. Tapi belum dikasih,” terang dr Maria.

Sebelumnya Puskesmas punya 5 regulator. Yang tiga rusak setelah sering dipakai saat banyak pasien kena Covid-19.

Imam juga menanyakan kenapa sekarang regulator tidak dipasang di tabung oksigen di IRD? Padahal ambulan terlihat berada di depan Puskesmas.

“Regulator ada di ambulan bersama Emergency Kit karena ada jadwal piket Call Center 112. Ambulan standby jika sewaktu sewaktu ada panggilan darurat,” jelasnya.

Rasanya sulit diterima akal sehat jika regulator tabung oksigen dipakai bergantian di IRD dan ambulan. Harganya tidak mahal, cuma ratusan ribu. Tapi keberadaannya sangat vital untuk menyelamatkan nyawa.

Selain itu, sejak tahun 2022, Pemkot Surabaya telah menetapkan Puskesmas sebagai BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) untuk menambah pendapatan. Seharusnya sebelum dijadikan BLUD, semua sarana dan fasilitas medis telah dilengkapi terlebih dahulu.

Menurut Imam, warga kebanyakan memilih mendapatkan pelayanan kesehatan ke Puskesmas karena lebih dekat dan lebih murah, ketimbang harus ke Rumah Sakit.

“Jangan sampai karena murah lalu menomor-duakan keselamatan, seperti anekdot murah njaluk slamet,” ucap Imam dengan bahasa logat Madura.

“Seharusnya, ya murah ya selamat dan semua pasien tertangani serta terlayani dengan baik. Jangan sampai ada lagi pengaduan dari masyarakat terkait pelayanan buruk. Pelayanan Puskesmas harus lebih baik lagi untuk semua masyarakat,” pungkas Drs. Imam Syafi’i, S.H., M.H., selaku Anggota DPRD Kota Surabaya. (riz)

 

 

No More Posts Available.

No more pages to load.