Gara-gara Musda Gaduh, Elektabilitas Partai Demokrat Jatim Merosot

oleh -94 Dilihat
oleh
Surokim saat diwawancarai wartawan

SURABAYA, PETISI.CO – Elektabilitas Partai Demokrat merosot di Jawa Timur (Jatim). Bahkan, elektabilitas partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono itu disamai oleh Partai Golkar yakni dengan angka 6,8%.

Merosotnya elektabilitas Demokrat menjelang Pilpres dan Pilkada Jatim 2024 itu terungkap dalam hasil survei Surabaya Survey Center (SSC) yang dirilis di Surabaya, Senin (29/8/2022).

Peneliti Senior SSC, Surokim Abdussalam mengungkap merosotnya elektabilitas Demokrat karena faktor kegaduhan ditubuh Demokrat Jatim pasca Musda Demokrat Jatim.

“Jelas punya pengaruh Musda, hingga ramai-ramainya kemarin. Mundurnya Mas Bayu juga membuat internal Demokrat ini goyah,” ujarnya.

Menurutnya, mundurnya Bayu memberi pengaruh besar terhadap merosotnya elektabilitas Demokrat. Tidak hanya itu, kepindahan menantu mantan Gubernur Jatim Pakde Karwo ke Golkar juga memberi angin segar.

“Karena Mas Bayu juga pindah ke Golkar, otomatis jadi bawaannya ikut. Mas Bayu kan ya tokoh dengan di belakangnya ada Pakde Karwo. Gerbong kepindahan kader Demokrat ke Golkar itu harus diselesaikan Demokrat kalau tak ingin kehilangan ceruknya,” katanya.

Merosotnya suara Demokrat, lanjutnya, harus bisa dimanfaatkan Golkar. Partai berlambang Beringin tersebut saat ini semakin kompetitif dan punya peluang sangat besar menyalip Demokrat.

“Masih ada waktu 1 tahun 6 bulan, semua perkembangan masih terjadi. Tapi posisi hari ini Golkar patut menyambut baik karena bisa kompetitif terhadap Demokrat. Ini menarik irisannya sama antara Demokrat dan Golkar,” jelasnya.

Kalau kemudian ini bisa dikelola dengan baik dan di-maintenance baik, Suroki menyebut potensi Golkar nyalip dan menjauh dari Demokrat sangat besar. “Apalagi Demokrat sekarang proses rekonsiliasi di internalnya,” tegasnya.

Tak hanya faktor Bayu, Surokim, melihat gaya kepemimpinan Sarmuji di Golkar juga sangat baik dan jauh dari kegaduhan. Hal ini menjadi keuntungan untuk menggaet suara rasional.

“Selain faktor Bayu di Golkar sehingga Golkar dapat mentahan Demokrat, ada juga faktor Pak Sarmuji yang tipikal pemimpin gak suka gaduh. Lempeng-lempeng saja, saya kira untuk partai tengah itu positif karena biasanya pemilih rasional tengah itu pemilih yang gak suka kegaduhan,” paparnya.

Untuk Demokrat sendiri, Surokim melihat tugas berat yang diemban oleh Emil Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim. Dengan sisa waktu 1 tahun 6 bulan menjelang Pileg 2024, Emil harus bisa menghilangkan egonya untuk suara Demokrat.

“Ini pertaruhan Mas Emil bagaimana mengkonsolidasikan internal Demokrat, apa bisa mulus atau tidak. Kalau Mas Emil bisa konsolidasi dengan baik, dan merangkul faksi bersebrangan, hasilnya akan baik. Dan Mas Emil harus sering turun sebagai ketua partai, tidak hanya wagub saja,” jelasnya.

Di sisi lain, partai level tengah berharap konsolidasi Demokrat tidak mulus. “Ini catatan untuk Demokrat kalau tidak bisa merawat maka ceruk suara akan diambil partai lain,” tandasnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.