Bayi Tak Boleh Ditaburi Bedak Saat Mengganti Popok

oleh -197 Dilihat
oleh

SURABAYA, PETISI.CO – Pemahaman masyarakat akan pentingnya pemakaian popok yang benar kepada bayi perlu dilakukan sejak dini. Kesalahan sedikit saja orang tua menggunakan popok, maka akan membuat kenyamanan bayi terganggu.

“Popok menjadi salah satu unsur panting bayi merasa nyaman atau tidak. Sehingga, kualitas popok sangat menentukan bagaimana anak tersebut bisa tumbuh sehat dan berkembang dengan baik,” kata dr Dini Adityarini, Sp.A darl RSIA Kendangsari MERR di sela acara “Aku dan Ayah Happy Day’s Out” di Tunjungan Plaza 3, Surabaya, Sabtu (13/10/2018).

Dijelaskan, optimalnya tumbuh kembang anak bermula dari kenyamanan si anak. Bayi di bawah 5 tahun kerap kali mengalami ruam popok seperti muncul bercak kemerahan yang meradang di kulitnya. Ini menimbulkan rasa gatal, perih dan tidak nyaman pada bayi.

Untuk itu, orang tua harus menggantikan popok bayinya minimal 6 kall sehari. Popok harus langsung diganti segera setelah bayi buang air besar (BAB). Jangan biarkan sampai feses mengering dalam popok karena dapat menyebabkan paparan bakteri pada kulit bayi.

“Jangan membeli popok ukuran yang sama tanpa mengetahui berat badan balita pastinya. Penilaian berdasarkan berat badan lebih cocok dibandingkan usia dalam menentukan ukuran popok,” imbuhnya.

Satu hal lagi, tambahnya, orang tua harus tahu betul cara menggunakan popok bayi yang benar. Salah satunya, menghilangkan kebiasaan orang tua menaburkan bedak di sekitar kelamin saat mengganti popok.

“Dulu orang tua kita sering menaburkan bedak di sekitar kelamin bayi saat mengganti popok. Ini salah. Sebab, bedak yang ditaburkan di sekitar kelamin, akan menggumpal dan bisa menyebabkan kuman,” ungkapnya.

Brand Ambassador Baby Happy, Dude Harlino mengakui hal itu. “Ketika diberikan pelajaran merawat bayi yang benar oleh bidan di rumah, saya sempat menaburkan bedak di kelamin bayi. Bidannya bilang tidak boleh. Sebaiknya langsung dipakaikan popok saja,” katanya.

Dia memahami bahwa ayah mengambil peran besar bagi perkembangan dan tumbuh kembang anak. Urusan mengasuh anak, suami Alisa Subandono ini juga mengambil peran besar di dalamnya. Di tengah kesibukan sehari-hari, bukan alasan bagi dia untuk tidak bermain dengan anak.

“Pada saat mengasuh pun, saya memastikan sedemikian rupa bagaimana supaya anak tetap merasa nyaman. Sehingga mood-nya baik, dan ikatan dengan anak pun tercipta. Baby Happy membantu anak saya untuk Ieluasa bergerak aktif dan nyaman ketika bermain,” tuturnya.

Di sisi lain, setiap tahun di Indonesia terdapat 9,7 juta bayi yang berusia di bawah 2 tahun (baduta) atau 4,87 juta bayi lahir setiap tahunnya. Jumlah bayi lahir sebanyak itu membuat Indonesia merupakan pasar menggiurkan bagi industri diaper atau popok bayi.

Hasil survei Sigma Research menyebutkan, potensi besar pasar industri ini diperkirakan sebesar Rp 14 triliun. Industri ini diperkirakan terus tumbuh mengingat anak merupakan prioritas utama ibu yang memiliki baduta (bawah dua tahun).

Di Indonesia tren pasar menunjukkan pertumbuhan popok bayi mencapai 18-20% per tahun. lni yang membuat Wings selaku produsen barang kebutuhan rumah tangga serius menggarap popok bayi Baby Happy. Baby Happy telah melakukan berbagai kegiatan ntuk mendekatkan Baby Happy Pants pada masyarakat.

“Gaya hidup sekarang sudah berubah ke yang lebih praktis. Sekitar 93% pangsa pasar popok bayi adalah popok bayi berjenis celana karena lebih praktis dan simple,” ujar Product Manager Baby Happy, Jonathan Tanuwidjaja. (bm)