Bogasari Latih Pengurus 20 Pondok Pesantren Usaha Makanan

oleh -69 Dilihat
oleh
Perwakilan pengurus 20 Ponpes di Jember mendapat pelatihan resep makanan berbasis tepung terigu.

SURABAYA, PETISI.CO – Program pemberdayaan ekonomi umat melalui program Santrifoodpreneur terus dijalankan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari.

Bahkan, sejak tahun 2017 sudah ada 27 pondok pesantren (Ponpes) yang mendapat dukungan pelatihan pengolahan makanan berbasis tepung terigu.

Terbaru, Bogasari mengirim Sugiarto, baker dari unit pelatihan Bogasari Baking Center (BBC) untuk melatih para pengurus dari 20 Ponpes yang berada di sekitar wilayah Jember, Jawa Timur (Jatim).

“Ini adalah wujud kepedulian Bogasari dalam mendorong tumbuh kembangnya pelaku-pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di sektor komunitas keagamaan dalam hal ini ponpes,” kata Ivo Ariawan, Senior Vice President (SVP) Marketing Divisi Bogasari dalam siaran persnya, Minggu (12/10/2021).

Pihaknya menyebut program Santrifoodpreneur, karena tidak hanya menyiapkan Ponpes, tapi juga para santrinya siap menjadi pelaku dan pekerja di sektor usaha makanan berbasis terigu setelah lulus dari pesantren.

Pelatihan pengolahan makanan kepada perwakilan pengurus 20 Ponpes yang berlokasi di Jember ini berlangsung 3 hari berturut-turut, sejak Jumat (10/12/2021) sampai Minggu (12/10/2021). Masing-masing Ponpes diwaliki 1 pengurus yang memang dinilai siap untuk melatih para santrinya.

Duapuluh pesantren tersebut adalah Ponpes Ash Shiddiqi, Ponpes Kasiful Ulum, Darul Hikmah Al Hasan, Bustanul Ulum, Darul Arifin, Nurul Muta’alimin, Darul Fatah, Tanwirul Ulum, As Sholihin, Yayasan Al Hidayah, Annajah, Anwarul Falah, Salafiyah Assyafi’iyah, Al Amin, Al Ishaqi 2, Al Mu’ayad, Hubbul Qur’an, Sirotul Anwar, Salafiah Syafityah, dan terakhir Ponpes Nurud Dholam Riyadus Sholihin.

Pelatihan berlangsung di Ponpes Ash Shiddiqi Curah Lele, Dusun Krajan Kidul, Desa Curahlele, Kecamatan Balung, Jember, yang pernah mendapat pelatihan pendampingan usaha dari Bogasari di tahun 24 Maret 2018.

Selama 3 hari pelatihan di Ponpes Ash Shiddiqi Curah Lele, perwakilan pengurus 20 pesantren ini diajarkan 5 resep makanan berbasis tepung terigu Bogasari yang potensial dijadikan usaha. Hari pertama roti manis, hari kedua kue kering, martabak dan terang bulan. Hari ketiga adalah produk mie ayam.

Kelima resep makanan ini sangat umum di lidah masyarakat sehingga sangat potensial dijadikan usaha. Bahkan, harga produk terjangkau dan segmen pasar sangat luas, disukai kelompok usia anak-anak hingga orangtua.

“Jadi tidak hanya dijual di kalangan santri atau lingkungan pesantren tapi masyarakat luas. Karena itu, para pengurus Ponpes yang ikut pelatihan 3 hari ini akan tetap mendapat pendampingan dan monitoring dari Bogasari setelah pelatihan,” jelasnya.

Pmpinan Ponpes Ash Shiddiqi Curah Lele, kiai Mas Muhlisinalahuddin mengakui program pelatihan Santrifoodpreneur yang mereka ikuti di Bogasari tahun 2018 sangat bermanfaat dan sudah berhasil menjalankan usaha roti manis dan donat.

Di awal usaha April 2018 pemakaian tepung terigu untuk usaha hanya 15 kg per bulan. Di akhir November 2021 sudah berkembang jadi 3 sak atau 75 kg per bulan. Sebelum pandemi, konsumi terigu untuk produksi roti di Ponpes Ash Shiddiqi Curah Lele bisa mencapai lebih dari 75 kg per bulannya.

Contoh lain keberhasilan program pelatihan Santrifoodpreneur yang diadakan Bogasari adalah Ponpes Al Hikamussalafyah-Purwakarta 12 sak per bulan, Ponpes Nur Andika Tangerang 8 sak atau 200 kg per bulan.

“Makanya target setelah pelatihan 3 hari Jumat sampai Minggu yang digelar Ponpes kami ini adalah masing-masing pesantren akan membuka kedai mie dan jajanan roti di setiap kecamatan di Kabupaten Jember,” ucap Gus Mus.

Karena itu, program Santrifoodpreneur dari Bogasari ini dianggap sangat membangun eknomi umat berbasis pesantren guna menunju kemandirian ekonomi pesantren dan santri ke depannya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.