Buku “Parlemen Jalanan ke Parlemen Senayan” Senator Ahmad Nawardi Diluncurkan

oleh -107 Dilihat
oleh
Ahmad Nawardi (kanan) dan Abdul Chalik menunjukkan buku Perjalanan Parlemen Jalanan ke Parlemen Senayan

SURABAYA, PETISI.CO – Anggota DPD RI Ahmad Nawardi meluncurkan buku “Parlemen Jalanan ke Parlemen Senayan” di Kampus II Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINS)Surabaya, Rabu (16/11/2022). Buku tersebut, mengisahkan perjalanan hidup Nawardi dari mulai seorang kernet hingga menjadi seorang senator.

“Ini adalah peluncuran buku yang pertama. Buku ini sudah terbit beberapa waktu lalu. Saya memikirkan dimana peluncuran buku pertama ini dilaksanakan, karena buku ini otobiografi,” kata Nawardi kepada wartawan usai peluncuran buku.

Dijelaskan, buku ini, bukan hanya biografi dirinya belaka. Buku yang ditulis ini berisi perjalanan hidup, ada kisah tetapi juga ada gagasan dan ide. Sehingga buku ini, setengah ilmiah, bisa dikatakan pula setengah ilimiah. Sebab, ada banyak teori-teori yang dia kutip di sana berdasarkan banyak tokoh ilmuwan dunia.

“Itu yang membuat saya akhirnya berpikir maka yang layak untuk meluncurkan buku ini di kampus. Bagi saya, kampus itu laboratoirum ilimah yang bisa menguji buku-buku yang saya tulis,” ujarnya.

Isi buku ini, menurutnya, juga sesuai dengan perjalanan hidupnya. Tidak hanya itu, di buku tersebut, juga ada sikap kritisnya terhadap politik, ekonomi, sosial dan Nahdlatul Ulama (NU). Termasuk bagaimana pemerintah bersikap terhadap rakyat.

“Tapi, tidak saya sampaikan secara langsung. Misalnya, bagaimana saya bercerita tentang Trunojoyo,” cetusnya.

Di buku itu, Nawardi menceritakan bagaimana dia tidak hanya belajar umum, tapi juga belajar dari pondok pesantren dan karya Max.

“Itulah yang menjadi pedoman saya dalam berkarier. Baik karier sebagai kernet waktu itu, sebagai cuci mobil, bahkan ketua RT dan RW, jadi ustad guru di TPA, jurnalis, mulai dari Duta, Bangsa dan Tempo,” paparnya.

Dia berharap kisahnya itu bisa menjadi inspirasi dari semua orang. Bahwa sebagai seorang petani, jurnalis, seorang kernet bisa menjadi seorang senator. “Jangan berputus asa dengan keadaan bangsa seperti ini,” ucapnya.

Peluncuran buku ini, disambut positif Dekan Fisip UINSA, Dr Abdul Chalik MAG. Dari sisi konten, menurutnya, buku ini bagus. Karena ini berangkat dari pengalaman pribadi. Keterlibatan dari seorang aktivis. Kemudian, dinarasikan dengan argumen-argumen yang sangat teoristis dan akademis.

“Pak Nawardi melihat realitas tahun 1990an, ketika dia terlibat di dalam kegiatan-kegiatan aktivis, ketika melakukan pengkritisan terhadap rezim Orde Baru saat itu. Jadi, buku ini betul-betul mampu menggugah siapapun pembaca. Bukan sekedar mahasiswa, tapi masyarakat secara umum,” katanya.

Di dalam buku ini, juga berbicara mengenai bagaimana kemudian potret kehidupan dan sekaligus bagaimana kemudian kita mampu untuk mengkritisinya.

“Saya rasa ini buku luar biasa dibanding buku-buku yang lain dalam rangka untuk menggerakkan semangat kita bahwa seorang kernet pun bisa menjadi pejabat di pemerintahan,” tandasnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.