Butuh Masukan dari Akademisi, PT Sinergi Gula Nusantara Jalin Kerja Sama dengan UNEJ

oleh -978 Dilihat
oleh
Wakil Rektor IV UNEJ menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Dekan Fakultas Teknologi Pertanian dengan SEVP Operations II PT SGN

JEMBER, PETISI.COPT Sinergi Gula Nusantara (SGN) gencar menjalin kerja sama dengan semua pemangku kepentingan di Jawa Timur termasuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk mewujudkan target swasembada gula nasional, salah satunya dengan Universitas Jember (UNEJ).

Senior Executive Vice President (SEVP) Operations II PT. SGN, Imam Cipto Suyitno, sebagai praktisi industri pihaknya membutuhkan banyak masukan dari kalangan akademisi. Misalnya dengan Universitas Jember yang secara wilayah dekat dengan bebebrapa pabrik gula milik PT SGN seperti Pabrik Gula (PG) Semboro, PG Djatiroto dan PG Pradjekan.

Diskusi antara UNEJ dengan PT SGN

Harapannya, hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan memberikan manfaat nyata baik bagi perusahaan maupun warga sekitar.

“Harus diakui produktivitas dan efisiensi pabrik gula kita masih kalah dengan industri gula di Thailand, Brazil, Australia atau bahkan India. Maka kami perlu bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan agar industri gula nusantara bisa kembali berjaya. Baik di sisi on farm di lahan tebu dan off farm di pabrik gula,” tutur Imam Cipto Suyitno yang alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jember angkatan tahun 1988 ini.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT SGN dengan Universitas Jember dilakukan oleh SEVP Operations II dengan Wakil Rektor IV yang mewakili Rektor. Dilanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara PT. SGN dengan Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian.

Kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang melibatkan tiga manager pabrik gula bersama perwakilan dari tiap fakultas dan Ketua Unit Penunjang Akademik (UPA) Pengembangan karier dan Kewirausahaan.

Dalam diskusi terungkap beberapa permasalahan yang tengah dihadapi PG di lingkungan PT SGN khususnya di wilayah Tapal Kuda. Seperti yang disampaikan oleh manager PG Pradjekan, Mahindan Andawijaya yang mengalami masalah dengan 90 persen lahan tebu yang merupakan lahan marginal. Belum lagi dengan kelangkaan pupuk membuat produktivitas tebu tidak maksimal. Ketiga problem limbah blotong yang dalam sekali giling bisa ribuan ton.

Permasalahan yang diungkapkan oleh Mahindan Andawijaya diutarakan juga oleh PG Semboro. Menurut manager PG Semboro, Nur Drajad Rohman pihaknya juga mengalami masalah yang serupa, yakni problem pengelolaan limbah baik limbah padat, cair hingga polusi asap. Khusus untuk petani tebu di wilayah kerja PG Semboro juga mengalami permasalahan dengan hama uret yang belum terselesaikan dengan baik.

“Kami butuh kontribusi pemikiran kawan-kawan dosen dan peneliti dari Universitas Jember untuk menyelesaikan beragam permasalahan tadi. Apalagi tantangan dan peluang industri gula makin kompleks seiring perkembangan teknologi. Kini pabrik gula ditantang tidak hanya menghasilkan gula namun juga produk energi terbaharukan yang membutuhkan sentuhan teknologi maju seperti Internet of Things (IoT). Jadi saat ini permasalahan swasembada gula juga membutuhkan sentuhan lintas disiplin tak hanya keilmuan pertanian atau teknologi pertanian saja,” ujar manager PG Djatiroto, Agus Priyambodo mendukung pernyataan kedua rekannya.

Paparan dari PT SGN melalui para manager di PG ditanggapi serius oleh Wakil Rektor IV Universitas Jember. Menurut Prof. Bambang Kuswandi, dari hasil diskusi ini pihaknya sudah bisa memperoleh gambaran kerja sama yang akan dikerjakan.

“Saya minta kawan-kawan di Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian untuk segera menanggapi permasalahan tersebut. Termasuk akan membuka perjanjian kerja sama dengan fakultas lain sebab urusan swasembada gula harus diwujudkan secara lintas disiplin,” ujar Prof. Bambang Kuswandi. (cah/iim)

No More Posts Available.

No more pages to load.